Daftar Blog Saya

Minggu, 01 Januari 2012

MODEL PENGAJARAN LANGSUNG


MODEL PENGAJARAN LANGSUNG
Oleh: Aisyah*
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya

Menurut Arends dalam Irianto, model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Irianto, 2007: 29).
Para pakar teori belajar menggolongkan pengetahuan menjadi dua macam pengetahuan  yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural (Irianto, 2007: 30). Pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu. Misalnya bagaimana melakukan operasi matematika, bagaimana langkah penyelesaian suatu persamaan kuadrat, bagaimana melukis segi n beraturan dalam geometri, dan sebagainya. Sedangkan pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu. Misalnya, MPR RI merupakan lembaga tertinggi, dan anggota-anggotanya dipilih untuk jabatan selama 5 tahun.
Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pengajaran langsung berpusat pada guru, tetapi tetap harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Jadi lingkungannya harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.

Ciri-ciri pengajaran langsung adalah sebagai berikut:
1.  Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
2.    Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3.    Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pengajaran.
(Farid Makrup: http://dt.tp.ac.id/doc/model+pembelajaran+matematika)
Pada model pengajaran langsung terdapat fase-fase yang penting. Pada awal pelajaran guru menjelaskan tujuan, latar belakang pembelajaran, selain itu guru juga  menyiapkan siswa untuk memasuki pembelajaran materi baru dengan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimiliki siswa yang relevan dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi). Fase ini dilakukan untuk memberikan motivasi pada siswa untuk berperan penuh pada proses pembelajaran.
Setelah itu dilanjutkan dengan presentasi materi ajar atau demonstrasi mengenai keterampilan tertentu. Pada fase mendemonstrasikan pengetahuan, hendaknya guru memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, sehingga akan memberi dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajarinya dalam kehidupan nyata. Fase-fase tersebut dapat disajikan pada tabel berikut ini.


Tabel 1
Sintaks Model Pengajaran Langsung
 Fase
Peran guru
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Menjelaskan Tujuan, materi prasyarat, memotivasi siswa dan memper-siapkan siswa .
2.    Mendemonstrasikan  pengetahuan dan ketrampilan
Mendemonstrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap
3.    Membimbing pelatihan
Guru memberikan latihan terbimbing
4. Mengecek pemahaman dan  memberikan umpan balik
Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
5.    Memberikan latihan dan penerapan konsep

Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.
                                                             (Sumber: Irianto, 2007: 31)
Penilaian pada model pengajaran langsung
  Berbicara mengenai model pengajaran, tentu tidak akan lepas dari sistem penilaiannya. Gronlund (1982) memberikan 5 prinsip dasar yang dapat membimbing guru dalam merancang sistem penilaian sebagai berikut.
a.         Sesuai dengan tujuan pengajaran
b.        Mencakup semua tugas pengajaran
c.         Menggunakan soal tes yang sesuai
d.        Buatlah soal sevalid dan sereliabel mungkin.
e.         Manfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar mengajar berikutnya.
Contoh Penerapan Model Pengajaran Langsung
pada Sub pokok Bahasan Garis dan Sudut

      Berikut ini disajikan contoh Disain Pembelajaran dengan model pengajaran langsung pada sub pokok bahasan Garis dan Sudut  untuk kelas 1 semester 1 SMP.

DESAIN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan      :  SMP
Mata Pelajaran            :  Matematika
Kelas / Semester         :  I /  1
Aspek                          :  Garis dan Sudut
Alokasi Waktu            :  3 x 45 Menit

A.     1. Kompetensi Dasar
      Membagi garis dan menentukan kedudukan dua garis.
2.  Hasil Belajar
Siswa menunjukan kemampuan menggunakan aturan-aturan yang berlaku pada dua garis sejajar yang dipotong oleh garis lain.
3.   Indikator
Siswa diharapkan siswa dapat:
    1. menentukan garis-garis sejajar
    2. menentukan banyak garis yang dapat dibuat melalui titik di luar garis yang ditentukan sejajar dengan garis tersebut
    3. mengenal sifat garis sejajar :jika sebuah garis memotong salah satu dari garis sejajar maka garis itu memotong juga garis sejajar  yang lain
    4. mengenal sifat garis sejajar : jika sebuah garis sejajar dengan dua buah garis, maka kedua garis itu sejajar pula satu sama lain
 B.   Kelengkapan    
1. Buku Siswa
2. LKS

C. Kegiatan Belajar Mengajar

Model Pembelajaran : Pengajaran langsung
Metode : Ceramah, tanya-jawab, dan pemberian tugas.
  1. Pendahuluan
a. Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya meminta siswa memberi contoh model garis sejajar dalam kehidupan sehari-hari seperti lantai rumah yang terbuat dari ubin, langit-langit rumah yang terbuat dari eternit .
b.      menginformasikan tujuan pembelajaran.
  1. Kegiatan Inti
a.       Menjelaskan contoh garis sejajar dalam kehidupan sehari-hari dengan mengamati tempat sambungan ubin yang membentuk garis-garis lurus mendatar dan tegak.
b.      Guru mengarahkan siswa untuk memahami pengertian garis sejajar dengan memperhatikan gambar ubin yang telah disederhanakan. 
c.       Guru menjelaskan pengertian garis sejajar.
d.      Guru mengenalkan sifat-sifat garis sejajar dengan meminta siswa memperhatikan gambar ubin yang telah diabstraksikan, setelah pengertian garis sejajar dipahami terlebih dahulu.
e.       Guru menjelaskan sifat-sifat garis sejajar selangkah demi selangkah dimulai dari sifat-1 sampai sifat-3.
f.       Guru memberikan contoh soal mengenai  garis sejajar dan sifat-sifat garis sejajar dengan metode tanya jawab.
g.      Guru membimbing siswa untuk memahami sifat garis sejajar dengan bantuan Lembar Kerja Siswa.
h.      Guru bersama siswa membahas LKS
i.        Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal.
j.        Guru mengecek pemahaman siswa.
      3. Penutup
a.       Guru bersama-sama siswa merangkum materi yang telah dibahas
b.      Guru memberikan  pekerjaan rumah berupa latihan soal.
(Farid Makrup: http://dt.tp.ac.id/doc/model+pembelajaran+matematika)


DAFTAR PUSTAKA
 

Irianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. 2007. Jakarta : Prestasi Publishing.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. 2001. Bandung : JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

RuseEfendi, Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. 2006. Bandung : Tarsito.

Farid Makrup

Nuriana R.D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar