Daftar Blog Saya

Minggu, 01 Januari 2012

ILMU DAN BUDAYA


ILMU DAN BUDAYA
Oleh: Aisyah*
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya

1. ILMU
Pengertian ilmu adalah merupakan suatu cara berfikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berfikir ilmiah merupakan kegiatan berfikir yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, yaitu :
1. Logis yaitu harus konsisten dengan pengetahuan ilmiah yang telah ada.
2. Harus didukung fakta empiris, yaitu telah teruji kebenarannya yang disusun secara sistematik dan kumulatif.
Beberapa karakteristik dari ilmu, yaitu :
1. mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar
2. alur jalan pikiran yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
3. pengujian empiris sebagai kriteria kebenaran objektif
4. mekanisme yang terbuka terhadap koreksi
Menurut The liang Gie (2004:93) :
”Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematik mengenai kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan atau melakukan penerapan” Pemahaman ilmu sebagai aktivitas, metode dan pengetahuan itu dapat diringkas menjadi :
Sebagai proses : Aktivitas penelitian
Sebagai prosedur : Metode ilmiah
Sebagai produk : Pengetahuan sistematis
Dari berbagai pendapat ilmuwan dan filsuf ternyata ilmu mengarah pada berbagai tujuan,seperti yang dirinci dalam urutan berikut:
* Pengetahuan (knowledge)
* Kebenaran ( truth)
* Pemahaman (understanding, comprehension,insight)
* Penjelasan ( explanation)
* Peramalan (prediction)
* Pengendalian (control)
* Penerapan( application,invention,production)
Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu dan akhirnya aktivitas metode itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. Kesatuan dan interaksi diantara aktivitas, metode dan pengetahuan yang boleh dikatakan menyusun diri menjadi ilmu dapat digambarkan dalam suatu bagan segitiga sebagai berikut :   
                                                    Aktivitas
                                   
                                                        ilmu

                        Metode                Pengetahuan
Bagan di atas memperlihatkan bahwa ilmu dapat dipahami dari tiga sudut. Dengan demikian, pengertian ilmu selengkapnya berarti aktivitas penelitian, metode ilmiah dan pengetahuan sistematis. Ketiga pengertian ilmu itu saling bertautan logis dan berpangkal pada satu kenyataan yang sama bahwa ilmu hanya terdapat dalam masyarakat manusia, dimulai dari segi pada manusia yang menjadi pelaku fenomenon yang disebut ilmu. Hanyalah manusia (dalam hal ini ilmuan) yang memiliki kemampuan rasional, melakukan aktivitas kognitif dan mendambakan berbagai tujuan yang berkaitan dengan ilmu. Keterkaitan dari pengertian ilmu tersebut dijelaskan dalam pendapat The liang Gie berikut ini:
 ”Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang systematik mengenai kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan atau melakukan penerapan” (The liang gie, 2004, Pengantar filsafat Ilmu)

 Pemahaman ilmu sebagai aktivitas, metode dan pengetahuan itu dapat diringkas menjadi : 
                                                Sebagai proses       : Aktivitas penelitian
      Pengertian Ilmu                 Sebagai prosedur  : Metode ilmiah
                                 Sebagai produk     : Pengetahuan sistematis
Ada beberapa pendapat filsuf / ilmuwan tentang ilmu, yaitu :
a.       Filsuf Belgia Jean Ladriere 1975
Ilmu dapat dipandang sebagai keseluruhan pengetahuan kita dewasa ini, atau sebagai suatu aktivitas penelitian, atau sebagai metode untuk memperoleh pengetahuan.
b.      Ilmuan Italia Adriano Buzzati-Traverso 1977
Ilmu sebagaimana kita lihat, tidak dapat lagi dipandang sebagai suatu kumpulan pengetahuan atau suatu metode khusus untuk memperoleh pengetahuan, ilmu harus dilihat sebagai suatu aktivitas kemasyarakatan pula.
c.       Norman Campbell  (tahun 50 an )
d.      Menyebutkan tiga hal , yaitu pengetahuan, metode dan studi (suatu jenis aktivitas-penelaahan). Hanya sayang logika pemikirannya kurang cermat
      dengan mengelompokkan pengertian metode ke dalam pengetahuan.
e.       Melvin Marx dan William Hillix (tahun 60 an)

Ilmu sebagai Suatu Cara Berpikir
Ilmu sebagai suatu cara berpikir dapat dijelaskan seperti berikut ini yang dikutip dalam Jujun S. Suryasumantri : ”Ilmu merupakan suatu cara berfikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan.
Ilmu berfungsi menjadi salah satu cara untuk berpikir, dengan kata lain bahwa untuk memperoleh pengetahuan bukanlah satu-satunya dengan cara berpikir. Sebaliknya berpikir tidak hanya menghasilkan satu-satunya ilmu. Dapat ditegaskan bahwa :
”Ilmu merupakan produk dari proses berfikir menurut langkah-langkah tertentu yang secara umum dapat disebut sebagai berfikir ilmiah.( Suriasumantri,J,2003, Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Populer)
Berfikir ilmiah merupakan kegiatan berfikir yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, yaitu :
1.      Logis yaitu pikiran kita harus konsisten dengan pengetahuan ilmiah yang telah ada.
2.      Didukung fakta empiris, yaitu telah teruji kebenarannya yang kemudian memperkaya khasanah pengetahuan ilmiah yang disusun secara sistematik dan kumulatif.
Kebenaran ilmiah tidaklah bersifat mutlak, ia mengikuti dimensi ruang dan waktu. Hal ini disebabkan ada kemungkinan pernyataan yang sekarang ditemukan logis, tetapi dimawktu yang lain akan bertentangan denga  pengetahuan ilmiah baru. Kemungkinan lain yang bisa saja terjadi adalah pernyataan yang sekarang didukung oleh fakta ternyata kemudian ditentang oleh penemuan baru. Inilah yang menyebabkan kebenaran ilmiah tidak bisa dikatakan mutlak, tetapi kebenaran ilmiah dapat dibuktikan secara logis dengan melihat fakta-fakta empiris. Kebenaran ilmiah terbuka bagi koreksi dan penyempurnaan demi penyempurnaan seiring perkembangan ilmu pengetahuan.
Hakekat berfikir ilmiah tersebut dapat disimpulkan beberapa karakteristik dari ilmu, yaitu :
1.      Mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar
2.      Alur jalan pikiran yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
3.      Pengujian empiris sebagai kriteria kebenaran objektif
4.      Mekanisme yang terbuka terhadap koreksi
Ilmu sebagai Asas Moral
Pengetahuan yang benar didapatkan dengan ilmu yang merupakan kegiatan berpikir. Lebih sederhana dapat dikatakan bahwa ilmu bertujuan untuk mendapatkan kebenaran. Seorang ilmuwan akan mendasarkan penarikan kesimpulan kebenaran dari suatu pernyataan pada argumentasi yang terkandung dalam pernytaan itu sendiri bukan pada pengaruh yang berbentuk kekuasaan dari kelembagaan yang mengeluarkan pernyataan itu. Hal inilah yang menempatkan kaum ilmuan dalam posisi yang bertentangan dengan pihak yang berkuasa, yang bias jadi memiliki kriteria kebenaran yang berbeda.
Kebenaran bagi kaum ilmuan mempunyai kegunaan khussu yakni kegunaan yang universal bagi umat manusia dalam meningkatkan martabat kemanusiaannya. Secara nasional, ilmuan tidak mengabdi pada golongan, politik, atau kelompok-kelompok tertentu. Secara internasional, tidak mengabdi pada ras, ideology, dan factor-faktor pembatas lainnya. Kedua karakteristik inilah yang merupakan asas moral bagi kaum ilmuan, yakni meninggikan kebenaran secara universal.
2
. BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan Kata culture diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai kultur.
Kebudayaan yaitu system pengetahuan yang meliputi system ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Unsur-unsur kebudayaan, antara lain :
Menville.J. Herskovits, menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu :
-          alat-alat teknologi - system ekonomi
-          keluarga - kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada empat unsur pokok yang meliputi :
- sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
-          organisasi ekonomi
-          alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama).
-          Organisasi kekuatan (politik)
Sedangkan Kuntjaraningrat (1974) membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari :
1. sistem religi dan upacara keagamaan
2. sistem dan organisasi kemasyarakatan (kekerabatan)
3. sistem pengetahuan, bahasa dan kesenian
4. sistem mata pencaharian
5. sistem teknologi dan peralatan
Ada 3 hal yang menimbulkan perubahan kebudayaan menurut Kneller : ( Imran Manan, 1989).
        Originasi, yaitu sesuatu yang baru atau penemuan-penemuan baru,hasil penemuan itu akan menggeser atau memperbaharui yang lama
        Difusi,ialah pembentukan kebudayaan baru berakibat masuknya elemen-elemen budaya yang baru ke dalam budaya yang lama.
        Reinterpretasi, ialah perubahan kebudayaan akibat terjadinya modifikasi elemen-elemen budaya yang telah ada agar sesuai dengan keadaan zaman.
Proses belajar kebudayaan, yaitu :
 Internalisasi
 Sosiallisasi
 enkulturasi
Artinya kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang.



Kebudayaan dan Pendidikan
Menurut Allport, Verron dan Lindzey (1951) dalam Jujun S. Suriasumantri mengidentifikasi enam nilai dasar dalam kebudayaan yakni nilai teori, ekonomi, estetika,sosial, politik dan agama.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistimatis dalam membantu anak didik untuk mengembangkan pikiran, kepribadian dan kemampuan fisiknya. Peserta didik memerlukan pendidikan yang utuh, artinya pendidikan harus sesuai dan relevan dengan kebudayaan dan zaman si anak didik. Dalam masyarakat modern semua aspek kehidupan dan bermasyarakat pengambilan keputusan didapatkan pada hasil pemikiran dan pertimbangan yang matang, sehingga dalam masyarakat modern pengambilan keputusan dengan menggunakan instuisi, perasaan dan tradisi makin berkurang dan meskipun masih dikerjakan namun relatif lebih rendah.
Dengan demikian secara berangsur-angsur pola kehidupan masyarakat tradisional yang lebih mengedepankan status akan beralih menjadi masyarakat modern yang berorientasi pada prestasi. Oleh karena itu pengembangan kebudayaan nasional harus ditujukan kearah terwujudnya suatu peradaban yang mencerminkan aspirasi dan cita-cita bangsa.


DAFTAR PUSTAKA
Andi Hakim Nasution. Pengantar Ke Filsafat Dains. Penerbit PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 1999
http://lela68.wordpress.com/2009/05/24/filsafat-ilmu-perkembangan-teori-atom/. Diakses pada 28 Nopember 2010.                          
Kwary, Deny A. Gambaran Umum Ilmu Bahasa (Linguistik ), (Online),

Salliyanti. 2008  Language is Powerful, (Online),  http://library.usu.ac.id/download/fs/06002046.pdf. Medan: Universitas Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 22 November 2009

Suriasumantri, Yuyun S. 2003. Filsafat ilmu sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar