Daftar Blog Saya

Minggu, 01 Januari 2012

MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA


MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Oleh: Aisyah*
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya.

A.     Pengertian
Model belajar konstruktifis yang menekankan pada interaksi diantara siswa dengan orang lain, dikenal dengan istilah belajar kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memeriksa, dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi. Belajar belum selesai jika salah seorang teman dalam kelompoknya belum menguasai bahan pembelajaran.
            Dikenal beberapa tipe belajar kooperatif, diantaranya Student Team achievement Division (STAD), Team Games Turnament (TGT), Team Assisted Individualization (TAI), Cooperatif Integrated and Reading and Composition (CIRC). Dalam tulisan ini akan dibahas satu tipe belajar kooperatif yang dikenal dengan istilah Student Team achievement Division (STAD).
STAD terdiri lima komponen, yaitu :
1)        Penyajian Kelas
Bahan-bahan atau materi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada awalnya diperkenalkan melalui penyajian kelas. Penyajian materi pelajaran dilakukan oleh guru secara audio visual, yang umumnya melalui pengajaran secara langsung (informasi) atau dengan menggabungkan ceramah-diskusi.
Penyajian pelajaran dalam STAD hanya difokuskan pada pokok-pokok tertentu yang dianggap paling penting. Dalam hal ini siswa harus menyadari bahwa mereka harus benar-benar memperhatikan materi yang disajikan tersebut. Karena hal itu akan membantu mereka untuk mengerjakan kuis dengan baik. Skor tiap anggota akan menetukan skor kelompok.
2)        Pembentukan Kelompok
Kelompok yang dibentuk beranggotakan 4 atau 5 orang siswa. Kelomok tersebut merupakan kelompok heterogen, yang mewakili hasil-hasil akademis dalam kelas, jenis kelamin, dan ras atau etnis. Fungsi ketua kelompok adalah untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok ikut belajar, dan lebih khusus adalah mempersiapkan anggotanya untuk mengerjakan kuis dengan baik.
3)        Kuis
Setelah satu atau dua periode penyajian pelajaran (presentatian) dan satu atau dua periode kegiatan kelompok, siswa memperoleh kuis secara individual. Saat mengerjakan kuis, siswa dalam satu kelompok tidak diperbolehkan saling membantu. Dengan demikian, siswa sebagai individu bertanggung jawab untuk memahami materi pelajaran.
4)        Skor Perkembangan Individu
Skor perkembangan individu berguna untuk memotivasi siswa agar berprestasi maksimum yang dapat dicapai jika ia bekerja keras, dan bekerja lebih baik dari sebelumnya. Setiap siswa diberi skor dasar yang ditentukan berdsarkan nilai rata-rata siswa sebelumnya. Selanjutnya siswa menyumbangkan poin bagi kelompoknya berdasarkan tingkat pemerolehan skor kuisnya.
Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberi sumbangan poin maksimal bagi kelompoknya berdsarkan sistem skor yang diperolehnya, akan tetapi ia harus melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri terlebih dahulu.
5)        Penghargaan Kelompok
Penghargaan kelompok dapat diwujudkan dengan memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika memperoleh skor rata-rata melebihi kriteria tertentu.
B.     Tahap-tahap/prosedur pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1.      Persiapan STAD
a.       Materi
Materi pembelajaran kooperatif tipe STAD dirancang untuk pembelajaran berkelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan yang akan dipelajari kelompok kooperatif, dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut.
b.      Menetapkan siswa dalam kelompok
Setiap kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang, yang terdiri atas siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
c.       Menentukan skor dasar
Skor adalah skor rata-rata siswa pada kuis sebelumnya. Setelah diiberikan tiga kuis atau lebih, maka gunakan skor rata-rata kuis sebagai skor dasar. Selain itu dapat juga digunakan nilai siswa pada cau sebelumnya.
d.      Kerjasama kelompok
Sebaiknya sebelum memulai pembelajaran, dilakukan latihan kerjasama kelompok, misalnya dengan membuat logo kelompok.
e.       Jadwal aktivitas
Terdiri atas lima 5 siklus kegiatan pengajaran ; menyampaikan pelajaran, kerja kelompok dengan menggunakan lembar kegiatan, tes, penghargaan kelompok, dan laporan berkala kelas.
2.      Mengajar
Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi :
-          Pendahuluan
-          Pengembangan
-          Petunjuk praktus
-          Aktivitas kelompok
-          Kuis
3.      Kegiatan Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah mempelajari materi pelajaran yang telah dipresentasikan dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi pelajaran.

4.      Tes
Pada kegiatan ini, siswa harus menunjukkan apa yang telah dipelajari secara individu. Tes ini tidak dikerjakan secara kelompok dan skor nilai yang diperoleh disumbangkan untuk skor kelompok.
5.      Penghargaan Kelompok
Kegiatan ini diawali dengan menghitung skor individu dan skor kelompok. Selanjutnya dengan penghargaan terhadap prestasi kelompok.
6.      Mengembalikan Kumpulan Kuis yang Pertama
Ketika guru mengembalikan, kumpulan kuis yang pertama pada siswa (dengan skor dasar, skor kuis, dan poin perkembangan), guru perlu menjelaskan sistem perkembangan.
7.      Menghitung Ulang Skor Dasar
Pada setiap periode penilaian, lakukan penghitungan ulang skor kuis rata-rata siswa dan berikan skor dasar yang baru.
8.      Mengubah kelompok
Setelah 5 atau 6 minggu pembelajaran kooperatif tipe STAD atau pada akhir periode penilaian, bentuklah kelompok siswa yang baru. Hal ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan teman kerja yang lain dan memelihara program itu tetap segar.
9.      Penilaian
Nilai yang dilaporkan sebaiknya didasarkan pada skor kuis aktual siswa, bukan pada nilai perkembangan atau skor kelompoknya.


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). 2008. Jakarta : Bumi Aksara

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. 2007. Jakarta : Prestasi Publishing.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. 2001. Bandung : JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Ruseefendi, Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. 2006. Bandung : Tarsito.

Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. 2003. Bandung : Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar