Daftar Blog Saya

Minggu, 01 Januari 2012

PENDIDIKAN ERA REFORMASI


PENDIDIKAN ERA REFORMASI
Oleh: Aisyah*
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya

Peningkatan kualitas pendidikan di era reformasi melalui perkembangan pendidikan secara nasional belum mampu memberikan hasil yang signifikan. Berbagai strategi dan inovasi dalam proses pendidikan ternyata sampai saat ini masih jauh dari harapan.
Suatu inovasi yang luar biasa saat adanya berbagai strategi dalam perubahan kurikulum, mulai dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai kepada penyempurnaannya melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun faktanya di lapangan menimbulkan masalah yang mencerminkan belum tercapainya peningkatan mutu pendidikan kearah yang lebih baik secara global.
Terkait dengan pelaksanaan kurikulum KBK-KTSP ini kita kenal salah satu produknya adalah Ujian Nasional (UN) sebagai penentu kelulusan siswa pada jenjang satuan pendidikan dengan standar nilai tertentu. Ketika berbicara tentang kelulusan siswa, ada kekhawatiran yang luar biasa dari pihak sekolah dan masyarakat jika ternyata siswa tidak mampu memenuhi standar minimal nilai kelulusan. Betapa tidak, sekolah akan dianggap gagal jika banyak siswanya yang tidak lulus dan akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Sementara para orang tua akan merasa malu jika mendapatkan anaknya dalam keadaan tidak lulus UN.
Kondisi seperti ini akan menimbulkan inisiatif dari sekolah untuk meluluskan siswanya dengan berbagai cara. Jika cara yang dilakukan sekolah dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas belajar kepada siswa secara proporsional dan professional, tentunya semua pihak akan sepakat. Namun tuidak jarang pihak sekolah juga mengambil jalan pintas untuk melepaskan siswa dari jeratan UN. Sebuah kolaborasi yang sempurna akan terjadi walaupun batin sang guru merintih karena sejujurnya mengkhianati nilai luhur pendidikan yang selama tiga tahun mereka dengungkan kepada siswa hancur berantakan dihempas gelombang UN. Bukan rahasia lagi ketika detik-detik UN berlangsung, sang guru dengan suka rela melakukan kecurangan untuk “kesuksesan”.
Dilematis! Disaat didengung-dengungkan peningkatan kualitas pendidikan dan UN sebagai standar ukuran, namun disaat yang sama terjadi kecurangan sebagai kebohongan publik.
Di sisi lain tujuan awal KBK dan penyempurnaannya melalui KTSP sangatlah idealis. Namun sayangnya para praktisi pendidikan di sekolah tidaklah memiliki basis kompetensi yang sama. Sehingga susah untuk mengharapkan siswa disatukan dalam UN yang seragam.
            Pelaksanaan UN sebagai produk KBK-KTSP tidaklah 100% negatif. Di satu pihak, UN ini memang kurang adil jika kelulusan siswa hanya ditentukan dengan penilaian sesaat. Tetapi di pihak lain, menjadi shock terapi memaksa siswa untuk belajar. Terkadang siswa dewasa ini merendahkan pendidikan. Ada statemen “Aku pasti lulus” padahal tidak belajar. Atau mungkin statemen “Ah..santai saja, nanti juga pasti lulus” padahal mereka tidak sungguh-sungguh mengikuti proses pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA
 

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. 2001. Bandung : JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

RuseEfendi, Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. 2006. Bandung : Tarsito.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar