PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
TENTANG
PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA
Oleh: Aisyah*
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
A. Pandangan tentang
Pembentukan Alam Raya dari Berbagai Peradaban
Pandangan dari bangsa Mesir Purba tentang alam raya,
mereka percaya bahwa alam raya ini dikuasai Dewi Langit Nut yang tubuhnya
bertaburan bintang, memayungi alam raya sambil menopang langit agar tidak
runtuh menekan bumi. Setiap malam Dia menelan matahari dan memuntahkannya di
pagi hari. Di antara pagi dan malam hari matahari berlayar di langit dengan
menggunakan perahu. Selain Dewi Nut di bawahnya berkuasa Dewa Udara Syu, di
bawah lagi ada Dewa bumi Geb.
Menurut pandangan bangsa Babilonia bumi merupakan pusat
alam semesta dan beranggapan bumi sebagai gunung yang berongga di bawahnya dan
ditopang oleh suatu samudera. Angkasa melengkung di atas bumi , berdiri tegak
di antara perairan bawah dan perairan atas samudra, yang kadang-kadang turun ke
bumi berupa hujan.
Pada abad ke 17, pandangan orang mengenai asal usul kehidupan dibentuk oleh ajaran yang tercantum dalam Perjanjian Lama pada Kitab Genesis. Dalam kitab ini memuat ajaran tentang bumi yang mirip dengan pandangan orang Babilonia. Bedanya bahwa di atas angkasa di langit ada suatu tempat yang disebut Surga yaitu tempat Tuhan Yang Maha Esa bertakhta, sedangkan dibawah bumi terdapat suatu tempat yang disebut Neraka.
Pada abad ke 17, pandangan orang mengenai asal usul kehidupan dibentuk oleh ajaran yang tercantum dalam Perjanjian Lama pada Kitab Genesis. Dalam kitab ini memuat ajaran tentang bumi yang mirip dengan pandangan orang Babilonia. Bedanya bahwa di atas angkasa di langit ada suatu tempat yang disebut Surga yaitu tempat Tuhan Yang Maha Esa bertakhta, sedangkan dibawah bumi terdapat suatu tempat yang disebut Neraka.
Pada sekitar tahun 140 M muncul teori Ptolemaios yang
didasari oleh konsep geosentrisme. Bangsa Yunani Kuno percaya bahwa bumi adalah
pusat alam raya. Tahun 1543 muncul teori Heliosentrisme yang dikemukakan oleh Copernicus , Ia
beranggapan bahwa matahari sebagai pusat tata surya, dimana planet-planet
mengitari matahari melewati lintasan berbentuk lingkaran. Berdasarkan hasil
penelitian Johannes Kepler memperkuat teori Heliosentrisme dengan mengubah
bentuk lintasan planet dari lingkaran menjadi elips.
Pada abad ke-18 astronom Inggris Sir William Herschel
dapat melihat bentuk gugus bintang Bima Sakti serta mengamati bentuk-bentuk
menyerupai awan yang terang di angkasa yang dinamakan Nebula. Pada tahun 1981
astronom Amerika Serikat Edwin Powell Hubble menyatakan bahwa Nebula yang
diamati oleh Herschel adalah galaksi juga yang letaknya lebih jauh dari galaksi
Bima Sakti.
B. Teori-Teori tentang
Pembentukan Alam Raya
Teori Kabut
Menurut Imanuel Kant (1724-1804), pada awalnya alam raya
merupakan gumpalan kabut ( nebula) yang mengandung debu dan gas, terutama gas
helium dan hidrogen. Kabut bergerak dan berputar dengan kecepatan yang sangat
lambat sehingga lama kelamaan suhunya menurun dan massanya terkonsentrasi.
Kemudian perputarannya menjadi lebih cepat sehingga membentuk sebuah cakram
dengan massa
terpusat di tengah-tengah cakram. Perputaran yang semakin cepat menyebabkan
terbentuknya cincin atau gelang-gelang gas yang memisahkan diri dari bagian
luar cakram sehingga terbentuk suatu cakram yang mengandung sedikit kabut di
bagian tengah dan beberapa lapis cincin di sekelilingnya. Cincin-cincin
kemudian memadat dan membeku sehingga terbentuk planet-planet, sedangkan massa pada bagian pusat
membeku membentuk matahari.
Menurut Piere Simon LaPlace (1749-1827), tata surya
berasal dari kabut panas yang berpilin membentuk bola besar. Kemudian terjadi
proses pendinginan dan pengkerutan sehingga bola mengecil membentuk cakram yang
berputar makin cepat. Selanjutnya sebagian massa gas pada bagian luar cakram menjauh
dari gumpalan intinya dan membentuk cincin-cincin. Cincin ini kemudian
membentuk gumpalan padat sehingga terbentuklah planet-plenet dan satelit,
sedangkan bagian massa
gas yang ditinggalkan di bagian pusat piringan pada inti membentuk matahari.
Teori Bintang Kembar
Menurut teori bintang kembar, awalnya ada dua buah
bintang yang berdekatan (bintang kembar), salah satu bintang tersebut meledak
dan berkeping-keping. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang kedua, maka
keping-keping ini bergerak mengelilingi bintang tersebut dan berubah menjadi
plnet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak adalah matahari.
Teori Big Bang
Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil
dari ledakan satu titik tunggal. Pada awalnya alam semesta ini berupa satu massa mahapadat. Massa
mahapadat ini dapat dianggap satu atom mahapadat dengan ukuran maha kecil yang
kemudian mengalami reaksi radioaktif dan akhirnya menghasilkan ledakan maha
dahsyat .Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya
penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta
dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
C. Pandangan Islam Tentang
Pembentukan Alam Raya
Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti yang memberikan
informasi dasar mengenai penciptaan alam semesta yaitu pada surat Fussilat (41:11). Dalam Al Quran surat Al-Anbiya (21:30 ) menjelaskan tentang
terbentuknya alam semesta ini. Kemudian Surat Adz Dzaariyaat (51:47), surat
Al-Anbiya (21:104), surat At-Talaq (65:12), surat Al-Sajda (32:4), dan surat
Fush-Shilat ayat 9,10 dan 12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar