Daftar Blog Saya

Sabtu, 31 Desember 2011

METODE PENELITIAN


METODE PENELITIAN
Oleh: Aisyah*
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya

1.    Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada semester genap tahun akademik 2010/2011. Subjek penelitiannya adalah siswa SMP Negeri 8 Jambi kelas VIII.1, yang berjumlah 38 siswa. Jumlah siswa laki-laki berjumlah 18 orang dan siswa perempuan juga 20 orang.

2.    Metode dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau development research. Dalam penelitian ini akan dikembangkan bahan ajar materi bangun ruang yang valid dan praktis yang mengacu pada Model Pengajaran Lansung. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap preliminary ( tahap persiapan, tahap pengembangan materi) dan tahap formative study (tahap evaluasi dan tahap revisi). Menurut Tessmer (1993) tahapan evaluasi dilakukan dengan cara one to one, uji pakar, revisi, small group, revisi dan field tes. Selanjutnya menurut Zulkardi (2006) bentuk diagram alir dari pengembangan penelitian pengembangan adalah sebagai berikut:
 Low resistance to Revise                                              High resistance to Revision






Gambar 1:  Diagram alir pengembangan bahan ajar
Adapun prosedur pengembangan bahan ajar materi bangun ruang  ini terdiri dari tiga   tahap, yaitu:
1.      Self Evaluation
a.       Analisis
Langkah awal dalam penelitian pengembangan adalah pada tahap analisis. Pada tahap ini yag pertama kali dilakuka oleh penelitian adalah menganalisis siswa. Langkah selanjutnya melakukan analisis materi kurikulum serta telaah standar kompetensi dan kompetensi dasar materi bangun ruang. Didalam menganalisis kurikulum, standar kompetensi dan kompetensi dasar peneliti mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  yang sesuai dengan KTSP SMP tahun 2006. Pada tahap ini dilakukan juga analisis terhadap materi  prasyarat yang harus dikuasai siswa sebelum mereka  mempelajari materi bangun ruang. Pemahaman siswa terhadap materi prasyarat sangat membantu siswa di dalam memahami materi bangun ruang.
b.      Desain
Pada tahap ini Peneliti mendesain bahan ajar yang  yaitu berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang selanjutnya disebut prototipe pertama.  Prototyping terdiri dari tiga siklus yaitu prototipe pertama, prototipe kedua dan prototipe ketiga. Prototipe ketiga merupakan prototipe terakhir atau sering disebut produk. Di setiap akhir siklus selalu dilakukan formative study yaitu evaluasi dan revisi.  Setiap prototipe harus memenuhi  tiga karakteristik yaitu isi, konstruk, dan bahasa. Tiga karakteristik tersebut dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Karakteristik yang menjadi fokus prototype
Isi
Isi lembar kerja siswa berupa:
·         Kesesuaian dengan Standar Kompetensi (SK) dalam KTSP 2006
·         Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar (KD) dalam KTSP 2006
·         Kesesuaian dengan indikator pencapaian KD dalam silabus
·         Kesesuaian materi dengan SK, KD, dan indikator pencapaian KD
Konstruk
Kesesuaian lembar kerja siswa dengan komponen  yang terdapat pada Model Pengajaran Lansung, dengan kriteria berikut:
·       Ada materi yang mengaitkan atau menghubungkan (relating) konsep dengan konteks  kehidupan sehari-hari
·       Ada materi yang membuat siswa mengalami (experiencing) dan memahami langkah-langkah dalam mempelajari konsep bangun ruang
·       Ada materi yang mampu membuat siswa dapat menerapkan (applying) konsep bangun ruang ketika melaksanakan aktivitas pemecahan masalah
·       Ada proses bekerja sama (cooperating) saling tukar pendapat, merespon dan berkomunikasi ketika mempelajari konsep bangun ruang

·       Ada materi yang ditransfer (transferring) ke dalam situasi atau konteks yang baru
Bahasa
·         Kesesuaian dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
·         Kalimat mudah dimengerti
·         Tidak ada kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda

Ketiga karakteristik inilah yang akan divalidasi oleh pakar, teman sejawat, serta para guru yang berkompeten.
2.      Prototyping (validasi, evaluasi, dan revisi)
Pada tahap ini, produk yang telah dibuat akan dievaluasi.  Produk yang sudah dibuat berupa LKS akan diujicobakan.  Uji coba produk diberikan kepada 3 kelompok uji coba, yaitu sebagai berikut:
a.      Expert Review dan One-to-one
Hasil desain pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar self evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan seorang atau beberapa guru matematika (one-to-one) secara paralel.  Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi.
·         Pakar (expert review)
Desain  yang sudah dibuat oleh peneliti akan diuji validitasnya oleh pakar (expert review). Produk yang didesain akan dilihat, dinilai, dan dievaluasi oleh pakar.  Pakar akan menelaah isi, konstruk, dan bahasa dari masing-masing prototype.  Saran-saran dari pakar akan digunakan untuk revisi desain RPP dan lembar kerja siswa. Adapun tanggapan dan saran dari para pakar terhadap desain yang telah dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan untuk melakukan revisi.
·         One-to-one
Pada tahap ini, peneliti memanfaatkan seorang atau beberapa guru matematika sebagai tester.  Komentar dan saran  yang diberikan oleh one to one digunakan untuk melakukan revisi terhadap desain RPP dan lembar kerja siswa yang telah dibuat.
b.      Small Group (Kelompok Kecil)
Hasil revisi yang berupa  komentar dan saran dari expert review dan one-to-one pada prototype pertama dijadikan dasar untuk mendesain prototype kedua.  Prototype kedua ini diujicobakan pada small group non subjek penelitian untuk melihat kepraktisannya (keterlaksanaan materi mengacu pada Model Pengajaran Lansung).  Pada tahap small group ini siswa kelas VIII non subjek penelitian diminta untuk mengerjakan lembar kerja siswa yang merupakan prototype kedua.  Selama mengerjakan lembar kerja siswa, kelompok kecil siswa tersebut diobservasi dan diminta untuk memberikan tanggapan terhadap lembar kerja siswa.  Berdasarkan hasil observasi dan tanggapan siswa inilah Lembar Kerja  Siswa (LKS) direvisi dan diperbaiki lagi untuk field test.
c.   Field Test (Uji Lapangan)
Hasil revisi dari uji coba pada small group dijadikan dasar untuk mendesain prototype ketiga.  Pada tahap ini uji coba dilakukan pada subjek penelitian yang sesungguhnya sebagai field test.  Produk yang telah diujicobakan pada field test haruslah memenuhi kriteria kualitas.  Akker (1999:126) mengemukakan bahwa tiga kriteria kualitas adalah: validitas (dari pakar, teman sejawat, dan guru matematika), kepraktisan dan efektivitas (bagaimana kemampuan siswa memahami materi bangun ruang  yang mengacu pada Model Pengajaran Lansung).

1 komentar:

  1. Mbak, itu yang tahap small group...
    Apakah pada tahap small group situasinya dibuat seperti saat belajar di kelas (seperti sistematika yang ada pada RPP), ataukah siswa hanya mengerjakan LKS saja sambil mengisi lembar validasi siswa?

    BalasHapus