METODE
PENELITIAN
Oleh: Aisyah*
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
1.
Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada
semester genap tahun akademik 2010/2011. Subjek penelitiannya adalah siswa SMP
Negeri 8 Jambi kelas VIII.1, yang berjumlah 38 siswa. Jumlah siswa laki-laki
berjumlah 18 orang dan siswa perempuan juga 20 orang.
2.
Metode dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan atau development research.
Dalam penelitian ini akan dikembangkan bahan ajar materi bangun ruang yang
valid dan praktis yang mengacu pada Model Pengajaran Lansung. Penelitian ini
terdiri dari dua tahap yaitu tahap
preliminary ( tahap persiapan, tahap pengembangan materi) dan tahap formative study (tahap evaluasi dan tahap revisi). Menurut Tessmer
(1993) tahapan evaluasi dilakukan dengan cara one to one, uji pakar, revisi, small group, revisi dan field tes. Selanjutnya menurut Zulkardi (2006) bentuk diagram alir dari
pengembangan penelitian pengembangan adalah sebagai berikut:
Low resistance to Revise High
resistance to Revision
Gambar 1: Diagram
alir pengembangan bahan ajar
Adapun prosedur pengembangan bahan ajar materi bangun ruang ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Self Evaluation
a. Analisis
Langkah awal dalam penelitian
pengembangan adalah pada tahap
analisis. Pada tahap ini yag pertama kali dilakuka oleh
penelitian adalah menganalisis
siswa. Langkah selanjutnya melakukan analisis materi kurikulum serta telaah
standar kompetensi dan kompetensi dasar materi bangun ruang. Didalam menganalisis kurikulum,
standar kompetensi dan kompetensi dasar peneliti mengacu pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang
sesuai dengan KTSP SMP tahun 2006. Pada tahap ini dilakukan juga analisis terhadap
materi prasyarat yang harus dikuasai siswa sebelum mereka mempelajari materi bangun ruang. Pemahaman siswa terhadap materi
prasyarat sangat membantu siswa di dalam memahami materi bangun ruang.
b. Desain
Pada tahap ini Peneliti mendesain
bahan ajar yang yaitu berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang selanjutnya disebut prototipe pertama. Prototyping terdiri dari tiga siklus yaitu prototipe pertama,
prototipe kedua dan prototipe ketiga. Prototipe ketiga merupakan prototipe
terakhir atau sering disebut produk. Di setiap akhir siklus selalu dilakukan formative
study yaitu evaluasi dan revisi. Setiap prototipe harus
memenuhi tiga karakteristik yaitu isi, konstruk, dan bahasa. Tiga karakteristik tersebut dijelaskan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Karakteristik
yang menjadi fokus prototype
Isi
|
Isi lembar
kerja siswa berupa:
·
Kesesuaian
dengan Standar Kompetensi (SK) dalam KTSP 2006
·
Kesesuaian
dengan Kompetensi Dasar (KD) dalam KTSP 2006
·
Kesesuaian
dengan indikator pencapaian KD dalam silabus
·
Kesesuaian
materi dengan SK, KD, dan indikator pencapaian KD
|
Konstruk
|
Kesesuaian
lembar kerja siswa dengan komponen yang terdapat pada Model
Pengajaran Lansung, dengan
kriteria berikut:
· Ada materi yang mengaitkan atau menghubungkan (relating) konsep dengan konteks
kehidupan sehari-hari
· Ada materi yang membuat siswa mengalami (experiencing) dan memahami langkah-langkah dalam mempelajari
konsep bangun ruang
· Ada materi yang mampu membuat siswa dapat menerapkan (applying) konsep bangun ruang ketika melaksanakan aktivitas
pemecahan masalah
· Ada proses bekerja sama (cooperating) saling tukar pendapat, merespon dan berkomunikasi
ketika mempelajari konsep bangun ruang
· Ada materi yang ditransfer (transferring)
ke dalam situasi atau konteks yang baru
|
Bahasa
|
·
Kesesuaian
dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
·
Kalimat
mudah dimengerti
·
Tidak
ada kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda
|
Ketiga karakteristik
inilah yang akan divalidasi oleh pakar, teman sejawat, serta para guru yang
berkompeten.
2. Prototyping (validasi, evaluasi, dan revisi)
Pada tahap ini, produk yang
telah dibuat akan dievaluasi. Produk
yang sudah dibuat berupa LKS akan diujicobakan. Uji coba produk diberikan kepada 3 kelompok uji
coba, yaitu sebagai berikut:
a.
Expert Review dan One-to-one
Hasil desain pada prototipe pertama yang dikembangkan
atas dasar self evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan
seorang atau beberapa guru matematika (one-to-one) secara paralel. Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi.
·
Pakar (expert review)
Desain yang sudah dibuat oleh peneliti akan diuji
validitasnya oleh pakar (expert review).
Produk yang didesain akan
dilihat, dinilai, dan dievaluasi oleh pakar. Pakar akan menelaah isi, konstruk, dan
bahasa dari masing-masing prototype. Saran-saran dari pakar akan digunakan untuk
revisi desain RPP dan lembar kerja siswa. Adapun tanggapan dan
saran dari para pakar terhadap desain yang telah dibuat ditulis pada
lembar validasi sebagai bahan untuk melakukan revisi.
·
One-to-one
Pada tahap ini, peneliti
memanfaatkan seorang atau beberapa guru matematika sebagai tester. Komentar dan saran yang diberikan oleh one to one digunakan untuk melakukan revisi terhadap desain RPP dan lembar kerja siswa yang telah dibuat.
b. Small Group (Kelompok Kecil)
Hasil revisi yang berupa komentar dan saran dari expert review dan one-to-one pada prototype pertama
dijadikan dasar untuk mendesain prototype kedua. Prototype kedua ini diujicobakan pada small
group non subjek penelitian untuk melihat kepraktisannya (keterlaksanaan
materi mengacu pada Model Pengajaran
Lansung). Pada tahap small group ini siswa kelas
VIII non subjek penelitian diminta untuk
mengerjakan lembar kerja siswa yang merupakan prototype
kedua. Selama mengerjakan lembar kerja siswa, kelompok kecil siswa tersebut diobservasi dan diminta untuk
memberikan tanggapan terhadap lembar
kerja siswa. Berdasarkan hasil observasi dan tanggapan siswa
inilah Lembar Kerja Siswa (LKS) direvisi dan
diperbaiki lagi untuk field test.
c. Field Test (Uji Lapangan)
Hasil revisi dari uji coba
pada small group dijadikan dasar untuk mendesain prototype ketiga.
Pada tahap ini uji coba dilakukan pada
subjek penelitian yang sesungguhnya sebagai field test. Produk yang telah diujicobakan pada field
test haruslah memenuhi kriteria kualitas. Akker (1999:126) mengemukakan bahwa tiga
kriteria kualitas adalah: validitas (dari pakar, teman sejawat, dan guru
matematika), kepraktisan dan efektivitas (bagaimana kemampuan siswa memahami materi bangun ruang yang mengacu pada Model Pengajaran Lansung).
Mbak, itu yang tahap small group...
BalasHapusApakah pada tahap small group situasinya dibuat seperti saat belajar di kelas (seperti sistematika yang ada pada RPP), ataukah siswa hanya mengerjakan LKS saja sambil mengisi lembar validasi siswa?