MODEL
PENGAJARAN LANGSUNG
Oleh:
Aisyah*
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
Menurut
Arends dalam Irianto, model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
selangkah demi selangkah (Irianto, 2007: 29).
Para
pakar teori belajar menggolongkan pengetahuan menjadi dua macam
pengetahuan yaitu pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan procedural (Irianto, 2007: 30). Pengetahuan
prosedural yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu.
Misalnya bagaimana melakukan operasi matematika, bagaimana langkah penyelesaian
suatu persamaan kuadrat, bagaimana melukis segi n beraturan dalam geometri, dan
sebagainya. Sedangkan pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu.
Misalnya, MPR RI merupakan lembaga tertinggi, dan anggota-anggotanya dipilih
untuk jabatan selama 5 tahun.
Pengajaran
langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada
analisis tugas. Pengajaran langsung berpusat pada guru, tetapi tetap harus
menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Jadi lingkungannya harus diciptakan
yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.
Ciri-ciri
pengajaran langsung adalah sebagai
berikut:
1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur
penilaian hasil belajar.
2. Sintaks atau pola
keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. Sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pengajaran.
(Farid Makrup: http://dt.tp.ac.id/doc/model+pembelajaran+matematika)
Pada
model pengajaran langsung terdapat fase-fase yang penting. Pada awal pelajaran
guru menjelaskan tujuan, latar belakang pembelajaran, selain itu guru juga menyiapkan siswa untuk memasuki pembelajaran
materi baru dengan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimiliki
siswa yang relevan dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi). Fase ini
dilakukan untuk memberikan motivasi pada siswa untuk berperan penuh pada proses
pembelajaran.
Setelah
itu dilanjutkan dengan presentasi materi ajar atau demonstrasi mengenai
keterampilan tertentu. Pada fase mendemonstrasikan pengetahuan, hendaknya guru
memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, sehingga akan
memberi dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan dan memberi umpan balik
terhadap keberhasilan siswa. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk
menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajarinya dalam kehidupan
nyata. Fase-fase tersebut dapat disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Sintaks Model Pengajaran Langsung
Fase
|
Peran guru
|
1.
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
|
Menjelaskan
Tujuan, materi prasyarat, memotivasi siswa dan memper-siapkan siswa .
|
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
|
Mendemonstrasikan
ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap
|
3. Membimbing pelatihan
|
Guru
memberikan latihan terbimbing
|
4.
Mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik
|
Mengecek
kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
|
5. Memberikan latihan dan penerapan konsep
|
Mempersiapkan
latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan
sehari-hari.
|
(Sumber: Irianto, 2007: 31)
Penilaian pada model pengajaran langsung
Berbicara mengenai model pengajaran, tentu
tidak akan lepas dari sistem penilaiannya. Gronlund (1982) memberikan 5 prinsip
dasar yang dapat membimbing guru dalam merancang sistem penilaian sebagai
berikut.
a.
Sesuai dengan tujuan pengajaran
b.
Mencakup semua tugas pengajaran
c.
Menggunakan soal tes yang sesuai
d.
Buatlah soal sevalid dan sereliabel mungkin.
e.
Manfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar
mengajar berikutnya.
Contoh Penerapan Model
Pengajaran Langsung
pada Sub pokok Bahasan Garis
dan Sudut
Berikut ini disajikan contoh Disain
Pembelajaran dengan model pengajaran langsung pada sub pokok bahasan Garis dan
Sudut untuk kelas 1 semester 1 SMP.
DESAIN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan :
SMP
Mata Pelajaran :
Matematika
Kelas / Semester
: I / 1
Aspek : Garis dan Sudut
Alokasi Waktu
:
3 x 45 Menit
A. 1. Kompetensi Dasar
Membagi garis dan menentukan
kedudukan dua garis.
2.
Hasil
Belajar
Siswa
menunjukan kemampuan menggunakan aturan-aturan yang berlaku pada dua garis
sejajar yang dipotong oleh garis lain.
3. Indikator
Siswa diharapkan siswa dapat:
- menentukan garis-garis sejajar
- menentukan banyak garis yang dapat dibuat melalui titik di luar garis yang ditentukan sejajar dengan garis tersebut
- mengenal sifat garis sejajar :jika sebuah garis memotong salah satu dari garis sejajar maka garis itu memotong juga garis sejajar yang lain
- mengenal sifat garis sejajar : jika sebuah garis sejajar dengan dua buah garis, maka kedua garis itu sejajar pula satu sama lain
B.
Kelengkapan
1. Buku Siswa
2. LKS
C. Kegiatan Belajar Mengajar
Model Pembelajaran :
Pengajaran langsung
Metode : Ceramah,
tanya-jawab, dan pemberian tugas.
- Pendahuluan
a. Mengaitkan
materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya meminta
siswa memberi contoh model garis sejajar dalam kehidupan sehari-hari seperti
lantai rumah yang terbuat dari ubin, langit-langit rumah yang terbuat dari
eternit .
b.
menginformasikan tujuan
pembelajaran.
- Kegiatan
Inti
a.
Menjelaskan contoh garis sejajar dalam kehidupan sehari-hari
dengan mengamati tempat sambungan ubin yang membentuk garis-garis lurus
mendatar dan tegak.
b.
Guru mengarahkan siswa untuk
memahami pengertian garis sejajar dengan memperhatikan gambar ubin yang telah
disederhanakan.
c.
Guru menjelaskan pengertian
garis sejajar.
d.
Guru mengenalkan sifat-sifat
garis sejajar dengan meminta siswa memperhatikan gambar ubin yang telah
diabstraksikan, setelah pengertian garis sejajar dipahami terlebih dahulu.
e.
Guru menjelaskan sifat-sifat
garis sejajar selangkah demi selangkah dimulai dari sifat-1 sampai sifat-3.
f.
Guru memberikan contoh soal
mengenai garis sejajar dan sifat-sifat
garis sejajar dengan metode tanya jawab.
g.
Guru membimbing siswa untuk
memahami sifat garis sejajar dengan bantuan Lembar Kerja Siswa.
h.
Guru bersama siswa membahas LKS
i.
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal.
j.
Guru mengecek pemahaman siswa.
3. Penutup
a.
Guru bersama-sama siswa merangkum
materi yang telah dibahas
b. Guru memberikan pekerjaan rumah berupa latihan soal.
(Farid Makrup: http://dt.tp.ac.id/doc/model+pembelajaran+matematika)
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Model-Model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. 2007. Jakarta :
Prestasi Publishing.
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
2001. Bandung : JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
RuseEfendi, Pengantar
kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika
untuk Meningkatkan CBSA. 2006. Bandung : Tarsito.
Farid Makrup
Nuriana R.D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar