ILMU DAN MATEMATIKA
Oleh: Aisyah*
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
1. ILMU
Ilmu adalah kumpulan
pengetahuan secara holistic yang tersusun secara sistematis, teruji secara
rasional dan terbukti secara empiris.
Ontologi Ilmu
Apakah yang ingin diketahui ilmu atau apakah
yang menjadi bidang telaah ilmu? Ilmu membatasi diri hanya pada kejadian yang
bersifat empiris, mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh
pancaindera manusia atau yang dapat dialami langsung oleh manusia dengan
mempergunakan panca inderanya. Ruang lingkup kemampuan panca indera manusia dan
peralatan yang dikembangkan sebagai pembantu panca indera tersebut membentuk
apa yang dikenal dengan dunia empiris. Dengan demikian, obyek ilmu adalah dunia
pengalaman indrawi. Ilmu membatasi diri hanya kepada kejadian yang bersifat
empiris.
Pengetahuan keilmuan mengenai obyek empiris
ini pada dasarnya merupakan abstraksi yang disederhanakan. Penyederhanaan ini
diperlukan sebab kejadian alam sesungguhnya sangat kompleks. Ilmu tidak
bermaksud "memotret" atau "mereproduksi" suatu kejadian
tertentu dan mengabstaraksikannya kedalam bahasa keilmuan. Ilmu bertujuan untuk
mengerti mengapa hal itu terjadi, dengan membatasi diri pada hal-hal yang
asasi. Dengan perkataan lain, proses keilmuan bertujuan untuk memeras hakikat
empiris tertentu, menjangkau lebih jauh dibalik kenyatan-kenyataan yang
diamatinya yaitu kemungkinan-kemungkinan yang dapat diperkirakan melalui
kenyataan-kenyataan iru. Disinilah manusia melakukan transendensi terhadap
realitas.
Untuk mendapatkan pengetahuan ini ilmu
membuat beberapa andaian [asumsi] mengenai obyek-obyek empiris. Asumsi ini
perlu, sebab pernyataan asumtif inilah yang memberi arah dan landasan bagi
kegiatan penelaahan kita.
Epistemologi Ilmu
Epistemologi atau teori pengetahuan,
membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha kita
memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses
tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Ilmu lebih bersifat kegiatan dinamis
tidak statis. Setiap kegiatan dalam mencari pengetahuan tentang apapun selama
hal itu terbatas pada obyek empiris dan pengetahuan tersebut diperoleh dengan
mempergunakan metode keilmuan, adalah sah disebut keilmuan.
Hakikat keilmuan tidak berhubungan dengan
"titel" atau "gelar akademik", profesi atau kedudukan,
hakikat keilmuan ditentukan oleh cara berpikir yang dilakukan menurut
persyaratan keilmuan.
Aksiologi Ilmu
Permasalahan aksiologi
meliputi sifat nilai, tipe nilai, kriteria nilai, dan status metafisika nilai. Pada adasarnya ilmu harus digunakan untuk kemaslahatan umat manusia.
Ilmu dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia dengan menitik beratkan
pada kodrat dan martabat. Untuk kepentingan manusia maka pengetahuan ilmiah
yang diperoleh disusun dipergunakan secara komunal dan universal.
Perkembangan Ilmu
Ditinjau dari perkembangannya maka ilmu
dibagi dalam tiga tahap yakni:
1. Tahap sistematis
Pada tahap ini
ilmu mulai menggolong-golongkan objek empiris kedalam kategori-kategori
tertentu yang memungkinkan kita untuk menemukan ciri-ciri yang bersifat umum
dari angggota-anggota yang menjadi kelompok tertentu. Ini merupakan pengetahuan
manusia mengenali dunia fisik.
2. Tahap komparatif
Pada tahap ini
ilmu mulai mencari hubungan yang didasarkan pada perbandingan antara berbagai
objek yang kita kaji.
3. Tahap Kuantitatif
Pada tahap ini
ilmu mencari hubungan sebab akibat berdasarkan pengukuran yang eksak dari objek
yang kita selidiki.
Syarat-syarat Ilmu
1.
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari
dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif;
bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat
cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata
Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang
digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui
dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan
yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara
utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab
akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga
bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.
Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang
dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu
sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula. (www.wikipedia.org)
2. MATEMATIKA
“Matematika” berasal dari kata
mathema (bahasa Yunani) yang diartikan sebagai “Sains, ilmu pengetahuan atau
belajar juga dari kata mathematikos yang diartikan sebagai “suka belajar”.
Beberapa aliran dalam filsafat matematika:
- Immanuel Kant (1724 – 1804) berpendapat bahwa matematika merupakan cara berpikir logis (logistik) yang salah atau benarnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris.
- Jan Brouwer (1881 – 1966) berpendapat bahwa matematika itu bersifat intusionis
- David Hilbert (1862 – 1943) Mempelajari aliran ketiga dan terkenal dengan sebutan kaum formalis.
Beberapa pengertian matematika sebagai berikut:
1.
Matematika sebagai bahasa
Matematika adalah bahasa dengan berbagai simbol dan
ekspresi untuk mengkomunikasikannya. Matematika adalah bahasa yang dapat
menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional.
2.
Matematika sebagai ratu dan
sekaligus pelayan.
Sebagai ratu, perkembangan matematika tidak tergantung
pada ilmu-ilmu lain. Matematika sebagai pelayan, matematika adalah ilmu yang
mendasari dan melayani berbagai ilmu pengetahuan.
3.
Matematika sebagai sarana
berpikir deduktif
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif yaitu
kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis dari
kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam
matematika bersifat konsisten.
4.
Matematika sebagai aspek
estetik
Aspek estetik juga diperkembangkan dimana matematika
merupakan kegiatan intelektual dalam kegiatan berpikir yang penuh kreatif
5.
Matematika sebagai aktivitas
manusia
Karakteristik matematika, yaitu :
1.
Memiliki objek abstrak. Obyek
dasar matematika adalah abstrak dan disebut obyek mental, obyek pikiran yaitu :
a. Fakta
Berupa konvensi-konvensi yang
diungkap dengan simbol tertentu.
b. Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan sejumlah obyek. Apakah obyek tertentu merupakan konsep atau
bukan.
c. Operasi
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar,
dan pengerjaan matematika yang lain.
d. Prinsip
Prinsip adalah hubungan antara
berbagai obyek dasar matematika.
2. Bertumpu pada
kesepakatan
Kesepakatan yang amat mendasar adalah AKSIOMA dan KONSEP
PRIMITIF
3. Berpola pikir deduktif
Proses pembuktian secara dedutif akan melibatkan teori
atau rumusmatematika lainnya yang sebelumnya sudah dibuktikan kebenarannya
secara dedutif juga.
4.
Memiliki simbol yang kosong
dari arti makna huruf atau tanda yang digunakan tergantung dari
permasalahannya.
5.
Memperhatikan semesta
pembicaraan. Bila semesta pembicaraanya adalah bilangan maka simbol-simbol
diartikan bilangan.
6.
Konsisten dalam sistemnya
Dalam matematika terdapat banyak sistem. Satu dengan yang lain bisa
saling berkaitan, tetapi juga bisa saling lepas, dimana masing- masing sistem
dan struktur itu terdapat konsistensi.
Matematika bukan ilmu, karena kebenaran dalam matematika tidak
memerlukan pengamatan empiris.
Pada
dasarnya, matematika adalah pemecahan masalah (problem solving). Melalui
matematika, seseorang dapat dibiasakan bekerja efisien, selalu berusaha mencari
jalan yang lebih sederhana dan lebih singkat (tanpa mengurangi keefektifannya,
juga cermat dan tidak ceroboh, serta ketat berargumentasi)
Hubungan Ilmu dan
Matematika
Matematika
sangatlah penting bagi keilmuan, terutama dalam peran yang dimainkannya dalam
mengekspresikan model-model ilmiah. Mengamati dan mengumpulkan
hasil-hasil pengukuran sebagaimana membuat hipotesis dan dugaan, pasti
membutuhkan model dan eksploitasi matematis. Cabang matematika yang sering
dipakai dalam keilmuan di antaranya kalkulus dan statistika, meskipun sebenarnya semua
cabang matematika mempunyai penerapannya, bahkan bidang “murni” seperti teori bilangan dan topologi. Tanpa matematika maka
pengetahuan akan berhenti pada tahap kualitatif yang tidak memungkinkan
untuk meningkatkan penalaran lebih jauh. Oleh karena maka dapat dikatakan bahwa
ilmu tanpa matematika tidak berkembang.
Beberapa
orang pemikir memandang matematikawan sebagai ilmuwan, dengan anggapan bahwa
pembuktian-pembuktian matematis setara dengan percobaan. Sebagian yang lainnya tidak menganggap
matematika sebagai ilmu, sebab tidak memerlukan uji-uji eksperimental pada
teori dan hipotesisnya. Namun, dibalik kedua anggapan itu, kenyataan pentingnya
matematika sebagai alat yang sangat berguna untuk menggambarkan/menjelaskan
alam semesta telah menjadi isu utama bagi filsafat matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hakim Nasution. Pengantar Ke Filsafat Dains. Penerbit PT. Pustaka Litera Antar
Nusa, 1999
http://lela68.wordpress.com/2009/05/24/filsafat-ilmu-perkembangan-teori-atom/. Diakses pada 28 Nopember 2010.
http://www.slideshare.net/yadiedwitama/10-perkembangan-teori-atom. Diakses pada 28 N0vember 2010.
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=91&fname=kim102_06.htm. Diakses pada 28 Nopember 2010.
Kwary, Deny A. Gambaran
Umum Ilmu Bahasa (Linguistik ),
(Online),
http://www.kwary.net/Linguistics/Gambaraan%20Umum%20Ilmu%20Bahasa.doc.. Diakses pada 28
Nopember 2010.
Salliyanti. 2008
Language is Powerful,
(Online), http://library.usu.ac.id/download/fs/06002046.pdf.
Medan: Universitas Sumatera
Utara. Diakses pada tanggal 22 November 2009
Suriasumantri, Yuyun S. 2003. Filsafat ilmu sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar