ILMU DAN BUDAYA
Oleh: Aisyah*
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
1. ILMU
Pengertian ilmu adalah merupakan suatu cara berfikir
dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berfikir ilmiah
merupakan kegiatan berfikir yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu,
yaitu :
1. Logis yaitu harus konsisten dengan pengetahuan ilmiah yang telah
ada.
2. Harus didukung fakta empiris, yaitu telah teruji kebenarannya yang disusun secara sistematik dan kumulatif.
2. Harus didukung fakta empiris, yaitu telah teruji kebenarannya yang disusun secara sistematik dan kumulatif.
Beberapa karakteristik dari ilmu, yaitu :
1. mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar
2. alur jalan pikiran yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
2. alur jalan pikiran yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
3. pengujian empiris sebagai kriteria kebenaran objektif
4. mekanisme yang terbuka terhadap koreksi
Menurut The liang Gie (2004:93) :
”Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif
dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematik mengenai kealaman,
kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh
pemahaman, memberikan penjelasan atau melakukan penerapan” Pemahaman ilmu
sebagai aktivitas, metode dan pengetahuan itu dapat diringkas menjadi :
Sebagai proses : Aktivitas penelitian
Sebagai prosedur : Metode ilmiah
Sebagai produk : Pengetahuan sistematis
Dari berbagai pendapat ilmuwan dan filsuf ternyata ilmu
mengarah pada berbagai tujuan,seperti yang dirinci dalam urutan berikut:
* Pengetahuan
(knowledge)
* Kebenaran ( truth)
* Pemahaman (understanding, comprehension,insight)
* Penjelasan ( explanation)
* Peramalan (prediction)
* Pengendalian (control)
* Penerapan( application,invention,production)
* Kebenaran ( truth)
* Pemahaman (understanding, comprehension,insight)
* Penjelasan ( explanation)
* Peramalan (prediction)
* Pengendalian (control)
* Penerapan( application,invention,production)
Ilmu harus diusahakan dengan
aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu dan
akhirnya aktivitas metode itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis.
Kesatuan dan interaksi diantara aktivitas, metode dan pengetahuan yang boleh
dikatakan menyusun diri menjadi ilmu dapat digambarkan dalam suatu bagan
segitiga sebagai berikut :
Aktivitas
ilmu
Metode Pengetahuan
Bagan di atas memperlihatkan
bahwa ilmu dapat dipahami dari tiga sudut. Dengan demikian, pengertian ilmu
selengkapnya berarti aktivitas penelitian, metode ilmiah dan pengetahuan
sistematis. Ketiga pengertian ilmu itu saling bertautan logis dan berpangkal
pada satu kenyataan yang sama bahwa ilmu hanya terdapat dalam masyarakat
manusia, dimulai dari segi pada manusia yang menjadi pelaku fenomenon yang
disebut ilmu. Hanyalah manusia (dalam hal ini ilmuan) yang memiliki kemampuan
rasional, melakukan aktivitas kognitif dan mendambakan berbagai tujuan yang
berkaitan dengan ilmu. Keterkaitan dari pengertian ilmu tersebut dijelaskan
dalam pendapat The liang Gie berikut ini:
”Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang
rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata
langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang systematik mengenai
kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan atau melakukan penerapan” (The liang gie, 2004, Pengantar
filsafat Ilmu)
Pemahaman ilmu sebagai aktivitas, metode dan
pengetahuan itu dapat diringkas menjadi :
Sebagai
proses : Aktivitas penelitian
Pengertian Ilmu Sebagai
prosedur : Metode ilmiah
Sebagai produk
: Pengetahuan sistematis
Ada beberapa
pendapat filsuf / ilmuwan tentang ilmu, yaitu :
a. Filsuf Belgia Jean Ladriere 1975
Ilmu dapat
dipandang sebagai keseluruhan pengetahuan kita dewasa ini, atau sebagai suatu
aktivitas penelitian, atau sebagai metode untuk memperoleh pengetahuan.
b.
Ilmuan Italia Adriano
Buzzati-Traverso 1977
Ilmu sebagaimana kita lihat, tidak
dapat lagi dipandang sebagai suatu kumpulan pengetahuan atau suatu metode
khusus untuk memperoleh pengetahuan, ilmu harus dilihat sebagai suatu aktivitas
kemasyarakatan pula.
c.
Norman Campbell (tahun 50 an )
d.
Menyebutkan tiga hal , yaitu pengetahuan, metode dan
studi (suatu jenis aktivitas-penelaahan). Hanya sayang
logika pemikirannya kurang cermat
dengan mengelompokkan pengertian metode
ke dalam pengetahuan.
e.
Melvin Marx dan William Hillix
(tahun 60 an)
Ilmu sebagai Suatu Cara Berpikir
Ilmu sebagai suatu cara
berpikir dapat dijelaskan seperti berikut ini yang dikutip dalam Jujun S.
Suryasumantri : ”Ilmu merupakan suatu cara berfikir dalam menghasilkan suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan.
Ilmu berfungsi menjadi salah
satu cara untuk berpikir, dengan kata lain bahwa untuk memperoleh pengetahuan
bukanlah satu-satunya dengan cara berpikir. Sebaliknya berpikir tidak hanya
menghasilkan satu-satunya ilmu. Dapat ditegaskan bahwa :
”Ilmu merupakan produk dari
proses berfikir menurut langkah-langkah tertentu yang secara umum dapat disebut
sebagai berfikir ilmiah.( Suriasumantri,J,2003, Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Populer)
Berfikir ilmiah merupakan
kegiatan berfikir yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, yaitu :
1. Logis yaitu pikiran kita harus konsisten dengan
pengetahuan ilmiah yang telah ada.
2. Didukung
fakta empiris, yaitu
telah teruji kebenarannya yang kemudian memperkaya khasanah pengetahuan ilmiah
yang disusun secara sistematik dan kumulatif.
Kebenaran ilmiah tidaklah
bersifat mutlak, ia mengikuti dimensi ruang dan waktu. Hal ini disebabkan ada
kemungkinan pernyataan yang sekarang ditemukan logis, tetapi dimawktu yang lain
akan bertentangan denga pengetahuan ilmiah
baru. Kemungkinan lain yang bisa saja terjadi adalah pernyataan yang sekarang
didukung oleh fakta ternyata kemudian ditentang oleh penemuan baru. Inilah yang
menyebabkan kebenaran ilmiah tidak bisa dikatakan mutlak, tetapi kebenaran
ilmiah dapat dibuktikan secara logis dengan melihat fakta-fakta empiris.
Kebenaran ilmiah terbuka bagi koreksi dan penyempurnaan demi penyempurnaan
seiring perkembangan ilmu pengetahuan.
Hakekat berfikir ilmiah
tersebut dapat disimpulkan beberapa karakteristik dari ilmu, yaitu :
1. Mempercayai rasio sebagai alat untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar
2. Alur jalan pikiran yang logis dan
konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
3. Pengujian empiris sebagai kriteria
kebenaran objektif
4.
Mekanisme yang terbuka terhadap
koreksi
Ilmu sebagai Asas Moral
Pengetahuan yang benar didapatkan dengan
ilmu yang merupakan kegiatan berpikir. Lebih sederhana dapat dikatakan bahwa
ilmu bertujuan untuk mendapatkan kebenaran. Seorang ilmuwan akan mendasarkan
penarikan kesimpulan kebenaran dari suatu pernyataan pada argumentasi yang
terkandung dalam pernytaan itu sendiri bukan pada pengaruh yang berbentuk
kekuasaan dari kelembagaan yang mengeluarkan pernyataan itu. Hal inilah yang
menempatkan kaum ilmuan dalam posisi yang bertentangan dengan pihak yang
berkuasa, yang bias jadi memiliki kriteria kebenaran yang berbeda.
Kebenaran bagi kaum ilmuan mempunyai
kegunaan khussu yakni kegunaan yang universal bagi umat manusia dalam
meningkatkan martabat kemanusiaannya. Secara nasional, ilmuan tidak mengabdi pada
golongan, politik, atau kelompok-kelompok tertentu. Secara internasional, tidak
mengabdi pada ras, ideology, dan factor-faktor pembatas lainnya. Kedua
karakteristik inilah yang merupakan asas moral bagi kaum ilmuan, yakni
meninggikan kebenaran secara universal.
2. BUDAYA
2. BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal),
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan Kata culture diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
sebagai kultur.
Kebudayaan yaitu system pengetahuan yang meliputi system
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Unsur-unsur kebudayaan, antara
lain :
Menville.J. Herskovits, menyebutkan kebudayaan
memiliki 4 unsur pokok, yaitu :
-
alat-alat teknologi - system
ekonomi
-
keluarga - kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada
empat unsur pokok yang meliputi :
- sistem norma yang memungkinkan
kerjasama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya.
-
organisasi ekonomi
-
alat-alat dan lembaga-lembaga
atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan
utama).
-
Organisasi kekuatan (politik)
Sedangkan
Kuntjaraningrat (1974) membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari
:
1. sistem religi dan upacara keagamaan
2. sistem dan organisasi kemasyarakatan (kekerabatan)
3. sistem pengetahuan, bahasa dan kesenian
4. sistem mata pencaharian
5. sistem teknologi dan peralatan
2. sistem dan organisasi kemasyarakatan (kekerabatan)
3. sistem pengetahuan, bahasa dan kesenian
4. sistem mata pencaharian
5. sistem teknologi dan peralatan
–
Originasi, yaitu sesuatu yang baru
atau penemuan-penemuan baru,hasil penemuan itu akan menggeser atau
memperbaharui yang lama
–
Difusi,ialah pembentukan
kebudayaan baru berakibat masuknya elemen-elemen budaya yang baru ke dalam
budaya yang lama.
–
Reinterpretasi, ialah perubahan
kebudayaan akibat terjadinya modifikasi elemen-elemen budaya yang telah ada
agar sesuai dengan keadaan zaman.
Proses belajar kebudayaan,
yaitu :
Internalisasi
Sosiallisasi
enkulturasi
Sosiallisasi
enkulturasi
Artinya kebudayaanlah yang memberikan
garis pemisah antara manusia dan binatang.
Kebudayaan dan Pendidikan
Menurut Allport, Verron dan Lindzey (1951) dalam Jujun
S. Suriasumantri mengidentifikasi enam nilai dasar dalam kebudayaan yakni nilai
teori, ekonomi, estetika,sosial, politik dan agama.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistimatis dalam
membantu anak didik untuk mengembangkan pikiran, kepribadian dan kemampuan
fisiknya. Peserta didik memerlukan pendidikan yang utuh, artinya pendidikan
harus sesuai dan relevan dengan kebudayaan dan zaman si anak didik. Dalam masyarakat modern semua aspek kehidupan dan
bermasyarakat pengambilan keputusan didapatkan pada hasil pemikiran dan
pertimbangan yang matang, sehingga dalam masyarakat modern pengambilan
keputusan dengan menggunakan instuisi, perasaan dan tradisi makin berkurang dan
meskipun masih dikerjakan namun relatif lebih rendah.
Dengan demikian secara
berangsur-angsur pola kehidupan masyarakat tradisional yang lebih mengedepankan
status akan beralih menjadi masyarakat modern yang berorientasi pada prestasi.
Oleh karena itu pengembangan kebudayaan nasional harus ditujukan kearah
terwujudnya suatu peradaban yang mencerminkan aspirasi dan cita-cita bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hakim Nasution. Pengantar Ke Filsafat Dains. Penerbit PT. Pustaka Litera Antar
Nusa, 1999
http://lela68.wordpress.com/2009/05/24/filsafat-ilmu-perkembangan-teori-atom/. Diakses pada 28 Nopember 2010.
http://www.slideshare.net/yadiedwitama/10-perkembangan-teori-atom. Diakses pada 28 N0vember 2010.
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=91&fname=kim102_06.htm. Diakses pada 28 Nopember 2010.
Kwary, Deny A. Gambaran
Umum Ilmu Bahasa (Linguistik ),
(Online),
http://www.kwary.net/Linguistics/Gambaraan%20Umum%20Ilmu%20Bahasa.doc.. Diakses pada 28
Nopember 2010.
Salliyanti. 2008
Language is Powerful,
(Online), http://library.usu.ac.id/download/fs/06002046.pdf.
Medan: Universitas Sumatera
Utara. Diakses pada tanggal 22 November 2009
Suriasumantri, Yuyun S. 2003. Filsafat ilmu sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar