MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Oleh: Aisyah*
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya.
A.
Pengertian
Model
belajar konstruktifis yang menekankan pada interaksi diantara siswa dengan
orang lain, dikenal dengan istilah belajar kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan
pendekatan belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu
untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memeriksa, dan memperbaiki jawaban
teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar
tertinggi. Belajar belum selesai jika salah seorang teman dalam kelompoknya
belum menguasai bahan pembelajaran.
Dikenal beberapa tipe
belajar kooperatif, diantaranya Student Team achievement Division (STAD), Team
Games Turnament (TGT), Team Assisted Individualization (TAI), Cooperatif
Integrated and Reading and Composition (CIRC). Dalam tulisan ini akan dibahas
satu tipe belajar kooperatif yang dikenal dengan istilah Student Team
achievement Division (STAD).
STAD terdiri lima komponen, yaitu :
1)
Penyajian Kelas
Bahan-bahan atau materi dalam pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada awalnya diperkenalkan melalui penyajian kelas. Penyajian materi
pelajaran dilakukan oleh guru secara audio visual, yang umumnya melalui
pengajaran secara langsung (informasi) atau dengan menggabungkan
ceramah-diskusi.
Penyajian pelajaran dalam STAD hanya difokuskan pada
pokok-pokok tertentu yang dianggap paling penting. Dalam hal ini siswa harus
menyadari bahwa mereka harus benar-benar memperhatikan materi yang disajikan
tersebut. Karena hal itu akan membantu mereka untuk mengerjakan kuis dengan
baik. Skor tiap anggota akan menetukan skor kelompok.
2)
Pembentukan
Kelompok
Kelompok yang dibentuk beranggotakan 4 atau 5 orang
siswa. Kelomok tersebut merupakan kelompok heterogen, yang mewakili hasil-hasil
akademis dalam kelas, jenis kelamin, dan ras atau etnis. Fungsi ketua kelompok adalah
untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok ikut belajar, dan lebih khusus
adalah mempersiapkan anggotanya untuk mengerjakan kuis dengan baik.
3)
Kuis
Setelah satu atau dua periode penyajian pelajaran
(presentatian) dan satu atau dua periode kegiatan kelompok, siswa memperoleh
kuis secara individual. Saat mengerjakan kuis, siswa dalam satu kelompok tidak
diperbolehkan saling membantu. Dengan demikian, siswa sebagai individu
bertanggung jawab untuk memahami materi pelajaran.
4)
Skor Perkembangan Individu
Skor perkembangan individu berguna untuk memotivasi siswa
agar berprestasi maksimum yang dapat dicapai jika ia bekerja keras, dan bekerja
lebih baik dari sebelumnya. Setiap siswa diberi skor dasar yang ditentukan
berdsarkan nilai rata-rata siswa sebelumnya. Selanjutnya siswa menyumbangkan
poin bagi kelompoknya berdasarkan tingkat pemerolehan skor kuisnya.
Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberi
sumbangan poin maksimal bagi kelompoknya berdsarkan sistem skor yang
diperolehnya, akan tetapi ia harus melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri
terlebih dahulu.
5)
Penghargaan
Kelompok
Penghargaan kelompok dapat diwujudkan dengan memberikan
sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika memperoleh skor rata-rata
melebihi kriteria tertentu.
B.
Tahap-tahap/prosedur
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1.
Persiapan STAD
a.
Materi
Materi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dirancang untuk pembelajaran berkelompok. Sebelum
menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan yang akan dipelajari
kelompok kooperatif, dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut.
b.
Menetapkan siswa
dalam kelompok
Setiap
kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang, yang terdiri atas siswa berkemampuan
tinggi, sedang, dan rendah.
c.
Menentukan skor
dasar
Skor adalah
skor rata-rata siswa pada kuis sebelumnya. Setelah diiberikan tiga kuis atau
lebih, maka gunakan skor rata-rata kuis sebagai skor dasar. Selain itu dapat
juga digunakan nilai siswa pada cau sebelumnya.
d.
Kerjasama kelompok
Sebaiknya
sebelum memulai pembelajaran, dilakukan latihan kerjasama kelompok, misalnya
dengan membuat logo kelompok.
e.
Jadwal aktivitas
Terdiri atas
lima 5 siklus kegiatan pengajaran ; menyampaikan pelajaran, kerja kelompok
dengan menggunakan lembar kegiatan, tes, penghargaan kelompok, dan laporan
berkala kelas.
2.
Mengajar
Setiap
pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi :
-
Pendahuluan
-
Pengembangan
-
Petunjuk praktus
-
Aktivitas kelompok
-
Kuis
3.
Kegiatan Kelompok
Selama belajar
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mempelajari materi pelajaran yang telah
dipresentasikan dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi pelajaran.
4.
Tes
Pada kegiatan
ini, siswa harus menunjukkan apa yang telah dipelajari secara individu. Tes ini
tidak dikerjakan secara kelompok dan skor nilai yang diperoleh disumbangkan
untuk skor kelompok.
5.
Penghargaan
Kelompok
Kegiatan ini
diawali dengan menghitung skor individu dan skor kelompok. Selanjutnya dengan penghargaan
terhadap prestasi kelompok.
6.
Mengembalikan
Kumpulan Kuis yang Pertama
Ketika guru
mengembalikan, kumpulan kuis yang pertama pada siswa (dengan skor dasar, skor
kuis, dan poin perkembangan), guru perlu menjelaskan sistem perkembangan.
7.
Menghitung Ulang
Skor Dasar
Pada setiap
periode penilaian, lakukan penghitungan ulang skor kuis rata-rata siswa dan
berikan skor dasar yang baru.
8.
Mengubah kelompok
Setelah 5 atau
6 minggu pembelajaran kooperatif tipe STAD atau pada akhir periode penilaian,
bentuklah kelompok siswa yang baru. Hal ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerja dengan teman kerja yang lain dan memelihara program itu tetap
segar.
9.
Penilaian
Nilai
yang dilaporkan sebaiknya didasarkan pada skor kuis aktual siswa, bukan pada
nilai perkembangan atau skor kelompoknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi
Revisi). 2008. Jakarta : Bumi Aksara
Trianto,
Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik. 2007. Jakarta : Prestasi Publishing.
Tim
MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Common
Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. 2001. Bandung :
JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Ruseefendi,
Pengantar kepada Membantu Guru
Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
2006. Bandung : Tarsito.
Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. 2003.
Bandung : Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar