PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN UNTUK KELAS III SD
DENGAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD
Oleh:
Aisyah
Mahasiswi
Pendidikan Matematika Program Pascasarjana
Universitas Sriwijaya
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa setelah diterapkannya Model
Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe STAD. Subjek penelitian adalah
siswa-siswi SD N 31 Palembang kelas III yang berjumlah 28 orang. Setelah diadakannya penelitian ini, diharapkan
kepada guru dapat menerapkan Model belajar kooperatif learning tipe STAD
dalam pembelajaran matematika agar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa.
Kata kunci:
Model belajar kooperatif learning tipe STAD,
keaktifan siswa dan hasil belajar siswa.
I.
PENDAHULUAN
Dalam
era globalisasi secara secara timbal balik mengakibatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) berkembang pesat. Dalam keadaan demikian sumber daya manusia
(SDM) yang terdidik akan sangat berperan dan menentukan. SDM yang terdidik akan
lebih mudah menyerap informasi bau dengan lebih efektif; sehingga mempunyai
kemampuan yang handal dalam menyesuaikan diri terhadap perkembangan dan
perubahan zaman.
Matematika
berfungsi mendasari pengembangan IPTEK. Karena itu penguasaan terhadap
matematika diperlukan bagi siswa agar mampu berkompetisi, karena hampir semua
cabang ilmu pengetahuan berhubungan dengan matematika.
Cara
guru menciptakan suasana di kelas sangat berpengaruh pada reaksi yang
ditampilkan siswa dalam pembelajaran. Jika guru berhasil menciptakan suasana
yang menyebabkan siswa termotivasi dan aktif dalam belajar, maka memungkinkan
peningkatan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Siswa akan mempelajari
materi dengan sungguh-sungguh sehingga mencapai pengertian yang dalam.
Pemilihan
strategi yang tepat akan mempermudah proses terbentuknya pengetahuan pada
siswa. Apalagi pada topik-topik yang dianggap sulit dipelajari siswa.
Pecahan
merupakan topik yang sering dianggap sulit dalam matematika. Tetapi topik
pecahan selalu menjadi salah satu materi pokok yang diajarkan di setiap
tingkatan pendidikan. Oleh karena itu topik pecahan perlu disajikan sedemikian
rupa sehingga siswa tidak merasa dibebani dengan tugas yang sulit.
Pada
makalah ini penulis memcoba menerapkan salah satu model belajar. Model belajar
yang dimaksud adalah pembelajari kooperatif tipe STAD. Model belajar ini merupakan
salah satu model belajar yang menganut teori belajar konstruktivisme.
I.
MODEL
PEMBELAJARAN YANG AKAN DIGUNAKAN
A.
Pengertian
Model pembelajaran kooperatif merupakan
pendekatan belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu untuk
memahami suatu bahan pembelajaran, memeriksa, dan memperbaiki jawaban teman,
serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi.
Belajar belum selesai jika salah seorang teman dalam kelompoknya belum
menguasai bahan pembelajaran.
Beberapa tipe belajar kooperatif, diantaranya Student Team achievement
Division (STAD), Team Games Turnament (TGT), Team Assisted Individualization
(TAI), Cooperatif Integrated and Reading and Composition (CIRC). Dalam makalah
ini akan dibahas satu tipe belajar kooperatif yang dikenal dengan istilah Student
Team Achievement Division (STAD).
STAD terdiri lima komponen, yaitu :
1)
Penyajian Kelas
Penyajian materi pelajaran di kelas dilakukan oleh guru
secara audio visual, yang umumnya melalui pengajaran secara langsung
(informasi) atau dengan menggabungkan ceramah-diskusi.
2)
Pembentukan
Kelompok
Kelompok yang dibentuk beranggotakan 4 atau 5 orang
siswa. Kelomok tersebut merupakan kelompok heterogen, yang mewakili hasil-hasil
akademis dalam kelas, jenis kelamin, dan ras atau etnis.
3)
Kuis
Saat mengerjakan kuis, siswa dalam satu kelompok tidak
diperbolehkan saling membantu. Dengan demikian, siswa sebagai individu
bertanggung jawab untuk memahami materi pelajaran.
4)
Skor Perkembangan Individu
Skor perkembangan individu berguna untuk memotivasi siswa
agar berprestasi maksimum yang dapat dicapai jika ia bekerja keras, dan bekerja
lebih baik dari sebelumnya. Setiap siswa diberi skor dasar yang ditentukan
berdsarkan nilai rata-rata siswa sebelumnya. Selanjutnya siswa menyumbangkan
poin bagi kelompoknya berdasarkan tingkat pemerolehan skor kuisnya.
5)
Penghargaan
Kelompok
Penghargaan kelompok dapat diwujudkan dengan memberikan
sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika memperoleh skor rata-rata
melebihi kriteria tertentu.
B.
Tahap-tahap/Prosedur
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1.
Persiapan STAD
a.
Materi
Materi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dirancang untuk pembelajaran berkelompok. Sebelum
menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan yang akan dipelajari
kelompok kooperatif, dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut.
b.
Menetapkan siswa
dalam kelompok
Setiap
kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang, yang terdiri atas siswa berkemampuan
tinggi, sedang, dan rendah.
c.
Menentukan skor
dasar
Skor adalah
skor rata-rata siswa pada kuis sebelumnya. Setelah diberikan tiga kuis atau
lebih, maka gunakan skor rata-rata kuis sebagai skor dasar.
d.
Kerjasama kelompok
Sebaiknya
sebelum memulai pembelajaran, dilakukan latihan kerjasama kelompok, misalnya
dengan membuat logo kelompok.
e.
Jadwal aktivitas
Terdiri atas
lima 5 siklus kegiatan pengajaran ; menyampaikan pelajaran, kerja kelompok
dengan menggunakan lembar kegiatan, tes, penghargaan kelompok, dan laporan
berkala kelas.
2.
Mengajar
Setiap
pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi :
-
Pendahuluan
-
Pengembangan
-
Petunjuk praktis
-
Aktivitas kelompok
-
Kuis
3.
Kegiatan Kelompok
Selama belajar
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mempelajari materi pelajaran yang telah
dipresentasikan dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi pelajaran.
4.
Tes
Tes ini tidak
dikerjakan secara kelompok dan skor nilai yang diperoleh disumbangkan untuk
skor kelompok.
5.
Penghargaan
Kelompok
Kegiatan ini
diawali dengan menghitung skor individu dan skor kelompok. Selanjutnya dengan penghargaan
terhadap prestasi kelompok.
6.
Mengembalikan
Kumpulan Kuis yang Pertama
Ketika guru
mengembalikan, kumpulan kuis yang pertama pada siswa (dengan skor dasar, skor
kuis, dan poin perkembangan), guru perlu menjelaskan sistem perkembangan.
7.
Menghitung Ulang
Skor Dasar
Pada setiap
periode penilaian, lakukan penghitungan ulang skor kuis rata-rata siswa dan berikan
skor dasar yang baru.
8.
Mengubah kelompok
Setelah 5 atau
6 minggu pembelajaran kooperatif tipe
STAD atau pada akhir periode penilaian, bentuklah kelompok siswa yang baru. Hal
ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan teman kerja yang
lain dan memelihara program itu tetap segar.
9.
Penilaian
Nilai yang
dilaporkan sebaiknya didasarkan pada skor kuis aktual siswa, bukan pada nilai
perkembangan atau skor kelompoknya.