*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
Pengertian
Model Pengajaran
Menurut
Joyce dalam Irianto, model pembelajaran adalah sesuatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan
lain-lain (Irianto, 2007: 5)
Istilah
model pengajaran dibedakan dari
istilah strategi pengajaran, metode pengajaran, atau prinsip pengajaran.
Istilah model pengajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu
strategi, metode, atau prosedur. Istilah model pengajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu: rasional
teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Model-modelpengajaran dapat diklasifikasikan
berdasarkan: tujuan pembelajarannya, pola urutannya dan sifat lingkungan
belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan, pengajaran
langsung merupakan suatu model pengajaran yang baik untuk membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang
banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi model ini tidak sesuai
bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
Di dalam Undang-Undang Standar Pendidikan NasionalNomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak bangsa serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan pada
akhirnya harus diajukan pada upaya untuk mewujudkan sebuah masyarakat yang
ditandai adanya keluhuran budi dalam diri individu, keadilan dalam negara,dan sebuah kehidupan yang lebih bahagia dan
makmur dari setiap individunya.
Kehidupan
masyarakat yang bahagia, makmur dan cerdas hanya bisa terwujud dengan adanya
pendidikan yang merata di semua lapisan masyarakat. Salah satu bagian penting
dalam proses pendidikan untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul adalah
harus memperhatikan proses pembelajaran yang ada dikelas. Proses pembelajaran
di kelas harus mendapat perhatian penting untuk setiap mata pelajaran. Di
sekolah,mata pelajaran matematika
memegang peranan penting dalam mencetak siswa yang mampu berpikir kritis dan
bisa mengaplikasikan ilmu matematika mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan bidang
studi yang diajarkan di sekolah mulai dari tingkat dasar sampai perguruan
tinggi. Saat ini matematika merupakan salah satu standar penilaian nasional,
yang merupakan tolok ukur kelulusan siswa di jenjang sekolah dasar sampai
sekolah menengah atas. Pemerintah berencana secara bertahap menaikkan standar
nilai UAN yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Hal
ini menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Namun sebagai seorang
pendidik yang mengemban tugas mencerdaskan kehidupan bangsa,peraturan pemerintah ini hendaklah disambut
sebagai suatu tantangan yang positif bukan sebagai beban yang berat. Perbaikan
proses belajar mengajar di kelas adalah langkah pertama yang harus dibenahi
oleh guru.
Kegiatan
belajar mengajar (KBM) merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk
mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan
dan pada akhirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu. (Depdiknas, 2003).
Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi, salah satu prinsip dasar KBM yaitu
berpusat pada siswa, mengembangkan kreatifitas siswa, menciptakan kondisi
menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan
nilai,menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat. Kegiatan
belajar mengajar memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu, guru, siswa,
lingkungan, dan evaluasi.
Guru
selain mengemban tugas utama yaitu mengajar, dituntut untuk mampu mengelola,
merencanakan, dan menyajikan pembelajaran. Guru harus memiliki ketrampilan
membuat rencana dan pengorganisasian pelajaran (Sujono, 1988:33).
Saat ini guru harus memikirkan
bagaimana membuat suatu rencana pembelajaran yang memenuhi prinsip dasar KBM di
atas. Pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru, tetapi harus berpusat pada
siswa. Pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru biasanya masih bersifat satu
arah yaitu dari guru ke siswa. Setelah menerangkan materi kemudian guru
memberikan tugas sebagai latihan. Tugas yang diberikan juga berupa soal-soal
rutin yang hanya mengembangkan kemampuan hafalan dan berhitung. Sudah waktunya
bagi guru untuk memikirkan bagaimana membuat tugas yang mampu membangkitkan
minat bermatematika dan menantang pemikiran intelektual siswa.
Pengelolaan
lingkungan belajar harus dilakukan oleh guru dalam rangka menciptakan kondisi
belajar yang menyenangkan bagi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudojo
(1988:7) bahwa pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dengan baik akan
membantu meningkatkan kualitas belajar siswa. Pelajaran matematika merupakan
pelajaran yang masih dianggap momok bagi siswa, oleh karena itu dibutuhkan
kemampuan guru untuk menyajikan pembelajaran dalam suasana yang tidak
menegangkan. Dalam melaksanakan setiap pembelajaran guru harus melakukan
evaluasi untuk menilai bagaimana proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan
dan apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai. Selain itu evaluasi juga
ditujukan bagi guru sendiri apakah sudah menjalankan peranannya dengan baik di
kelas. Dengan demikian apabila guru selalu melakukan evaluasi pada setiap
pembelajaran yang dilaksanakan, diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar
siswa.
Geometri
merupakan salah satu mata pelajaran matematika yang diajarkan di sekolah.
Melalui belajar geometri siswa akan belajar tentang bangun dan struktur
geometri dan cara menganalisis karakterisitik dan hubungan dalam geometri.
Kemampuan visualisasi spasial, membangun dan memanipulasi mental dari obyek dua
atau tiga dimensi merupakan salah satu aspek pemikiran geometri (NCTM,
2000:41). Ide-ide tentang geometri sudah dikenal siswa sebelumnya. Dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitarnya, siswa mengenal berbagai macam
bentuk geometri. Kotak berbentuk kubus maupun balok sering dipakai sebagai
tempat makanan, alat tulis, sepatu, dan benda lainnya. Namun, kenyataannya
masih banyak siswayang mengalami
kesulitan dalam mempelajari geometri.
Beberapa
temuan tentang kesulitan siswa dalam memahami geometri yaitu, masih banyak
siswa belum memahami konsep-konsep dasar geometri, misalnya siswa menyatakan
bahwa pengertian rusuk materi kubus dan balok sama dengan sisi bangun datar
(Herawati, 1994:4). Hal ini diperkuat dengan temuan dari Soedjadi (Herawati,
1994) yang menyatakan siswa kurang mengenali dan memahami bangun-bangun
geometri, terutama bangun-materi kubus dan balok serta unsur-unsurnya.
Salah
satu faktor rendahnya prestasi dan minat belajar geometri selama ini, salah
satunya dikarenakan oleh pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Suliharso
(2003:2) mengungkapkan guru yang cenderung menggunakan pendekatan konvensional
pada pembelajaran kubus dan balok menyebabkan siswa kesulitan memahami konsep
dan ide-ide pokok pada topik tersebut serta mengakibatkan siswa kurang
termotivasi untuk belajar. Pembelajaran geometri saat ini cenderung
berorientasi pada guru, sehingga kurang menumbuhkembangkan pemikiran anak
(Sunardi, 2001:1). Dalam pembelajaran di kelas jarang seorang guru menggunakan
alat peraga untuk membantu pemahaman siswa, selain itu siswa tidak pernah
diajak untuk memanipulasi benda konkret maupun alat peraga untuk mengkonstruk
pemahaman mereka tentang geometri.
Dari
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru matematika SMK Negeri
I Batu, materi yang diajarkan di kelas I semester genap meliputi bangun datar
dan materi kubus dan balok. Selain itu diperoleh informasi bahwa siswa selama
ini masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi kubus dan balok.
Sehingga sesuai dengan kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi guru berusaha
menerapkan pembelajaran yang beracuan konstruktivis dengan menggunakan
pendekatan kooperatif. Namun kenyataannya pembelajaran masih bersifat satu
arah, siswa masih kurang aktif dalam mengemukakan ide-ide dalam pikiran mereka.
Berdasarkan hal tersebut peneliti menawarkan kerjasama untuk menerapkan
pembelajaran menurut standar pengajaranNCTM tanpa menghilangkan pembelajaran kooperatif sebelumnya.
Pembelajaran
menurut standar pengajaran NCTM (National Council of Teachers of Mathematics)
menganut pandangan konstruktivis. Hal ini sesuai dengan kurikulum 2004 bahwa
salah satu pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran yaitu
konstruktivis. Hudojo (1998:7) menerangkan pandangan matematika dalam pandangan
konstruktivistik dicirikan sebagai berikut:
1. siswa terlibat aktif dalam belajarnya,
2. informasi
baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dengan
skemata
yang dimiliki siswa agar pemahaman terhadap informasi terjadi,
3. orientasi
pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya
adalah
pemecahan masalah.
Standar
pengajaran menurut NCTM (1991) terdiri dari 6 standar yang disusun dalam empat
komponen, yaitu (1) tugas-tugas, (2) wacana, (3) lingkungan belajar, (4)
analisis. Tugas yang diberikan berupa proyek, pertanyaan, masalah, konstruksi,
aplikasi dan latihan-latihan yang mengikutsertakan siswa. Wacana meliputi cara
mempresentasikan, berpikir, berbicara, menyetujui dan tidak menyetujui yang
dilakukan oleh guru dan siswa dalam membicarakan penyelesaian suatu tugas.
Dalam kegiatan pemberian tugas dan pelaksanaan wacana guru harus menciptakan
lingkungan belajar yang membantu perkembangan kemampuan matematika siswa.
Analisis adalah refleksi sistematis yang dilakukan guru untuk memonitor
kegiatan di kelas tentang bagaimana baiknya pemberian tugas, wacana, dan
lingkungan yang mempercepat perkembangan matematika setiap siswa.
Pembelajaran
menurut standar pengajaran NCTM dapat dilaksanakan dengan setting kooperatif.
Dengan belajar secara kooperatif diharapkan siswa mampu memecahkan masalah
(menyelesaikan tugas) dan berperan aktif dalam kegiatan wacana. Belajar
kooperatif merupakan pembelajaran yang berorientasi pada pandangan
konstruktivistik, dimana dalam belajar kooperatif pemahaman suatu konsep
diperoleh melalui aktivitas siswa itu sendiri dan interaksinya dengan siswa
yang lain (Sidabutar, 2003:6). Menurut Slavin (1995:5) belajar kooperatif
merupakan suatu cara yang dilakukan secara bersama-sama dimana siswa saling
menyumbangkan ide, gagasan, dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil
belajar secara individu maupun kelompok.
*Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
Adalima
unsur permaslahan yang saling berkaitan dan menentukan daya keterhunian bumi
ini untuk manusia di masa depan.
1.Masalah perimbangan energi di
bumi secara menyeluruh
Akibat keberagaman tingkat awan, banyaknya debu dalam atmosfer, garis lintang,
ketingigian dan bentuk permukaan bumi, musim dan waktu terjadinya penyinaran
dalam hari tertentu, banyak energi yang diterima di daerah dua kutup yang hanya
1/10 hingga 1/8 banyaknya energi yang diterima di daerah tropik semua itu
menyebabkan tingkat radiasi sinar matahari yang sampai ke bumi pun beragam.
2.Perubahan daur hidrologi di
bumi secara menyeluruh
Pola hidrologi lingkungan termasuk pola sebaran curah hujan sangat menentukan
produktivitas lahan pertanian. Bertambahnya populasi manusia mengkibatkan
perubahan fungsi hutan dan lahan-lahan pertanian menjadi pemukiman juga
mengubah pola hidrologi serta menjadikan air semakin langka.
3.Perubahan daur biogeokimia. Ada 40 unsur yang
diperlukan bagi kehidupan. Unsur-unsur yang mengalami daur ulang di antaranya
adalah Daur karbon terjadi melalui asimilasi/fotosintesis dan respirasi, Daur
nitrogen dari udara ke tanah dan tumbuhan. Ketersediaan nitrogen di dalam tanah
sangat berpengaruh pada daya produksi lahan dan kadar karbondioksia di atmosfer
bumi. Sebaliknya pemupukan tanaman dengan pupuk N buatan dapat menimbulkan efek
samping yaitu denitrifikasi. Daur fosfor dapat melalui peresapan oleh akar
tumbuhan hijau. sulfur juga masuk sebagai limbah yang mencemarkan atmosfer
dengan menambah ke dalamnya oksida belerang melaui pembakaran bahan bakar
seperti minyak bumi dan batubara sehingga menjadi hujan asam salah satu
akibatnya.
4.Perubahan bentuk dan sifat
permukaan bumi. Pergeseran dan peretakan lapisan kulit bumi sebagai gempa
tektonik telah mengubah struktur dan tekstur tanah dan batu-batuan yang ada.
5.Produktivitas biologis pada
lahan di bumi. Daya produktivitas lahan di bumi adalah suatu faktor yang sangat
menentukan daya dukung lingkungan terhadap kehidupan manusia. Bila daya dukung
bagi kehidupan manusia melebihi daya produksinya, maka manusia melakukan
usaha-usaha menaikan daya produksinya dengan teknologi.
Dari sudut pandang kemampuan bumi dapat ditelaah sebagai berikut :
1.Keterhunian Bumi Berlandaskan
Kesetimbangan Berlainan dengan di kebanyakan planet lain di tata surya kita dan
di alam raya, bumi mempunyai atmosfer yang sedang dan dapat mendukung
kehidupan. Lapisan Ozon ini juga mengendalikan kuantitas sinar surya yang
sampai ke bumi dan dengan demikian juga bersamaan dengan lapisan gas lainnya
ikut mengendalikan suhu bumi. Hal ini dikhawatirkan karena akan lebih banyak
meloloskan sinar ultra violet yang dapat menyebabkan kanker kulit, kataraks dan
meningkatkan suhu bumi yang lambat laun akan melelehkan lapisan es di dua kutub
sehingga naiknya permukaan air laut.
2.Gangguan Kesetimbangan
Kehidupan di Bumi Ternyata ada 2 pengaruh yang dapat menjadi sumber malapetaka
kehidupan di bumi, yaitu :
·Pengaruh I : Asalnya dari luar
bumi, Kalau energi surya mulai habis, maka tidak terjadi fotosintesis dan
matahari sedang dalam proses untuk menjadi bintang yang dingin dan pada suatu
ketika gaya gravitasi di dalam matahati akan menarik semua zat ke dalam
sehingga terjadi suatu keruntuhan.
·Pengaruh II : Sumbernya dari
bumi sendiri. Dapat dikatakan bahwa pengaruh itu berupa meningkatnya populasi
penduduk di muka bumi yang sebenarnya akibat keberhasilan teknologi kesehatan
masyarakat.
3.Daya Keterhunian Bumi oleh
Manusia Kegiatan manusia yang didorong oleh meningkatnya populasi penduduk
dunia yang berakibat meningkatnya permintaan dan keperluan akan sandang,
pangan, papan dan bahan bakar/energi. Hal ini mengakibatkan daya keterhunian
bumi oleh manusia akan menurun.
Kendala-Kendala terhadap
Kebebasan Akademik
Karena tanggung jawa ilmuwan adalah mempertahankan
kebenaran ilmiah, tidak mungkin ada usaha saling menunggangi antara pencapaian
tujuan ilmu pengetahuan dengan usaha-usaha pembatasan menemukan pengetahuan dan
teknologi yang berlandaskan ilmu pengetahuan akan mengalami kehancuran.
Tanggung Jawab Ilmuwan
Tanggung jawab ilmuwan terhadap masa depan kehidupan
manusia di antaranya adalah :
1.Tanggung jawab Profesional
terhadap dirinya sendiri, sesama ilmuwan dan masyarakat, yaitu menjamin
kebenaran dan keterandalan pernyataan-pernyataan ilmiah yang dibuatnya secara
formal.
2.Tanggung jawab Sosial, yaitu
tanggung jawab ilmuwan terhadap masyarakat yang menyangkut asas moral dan
etika.
3.Sikap Politik Formal Ilmuwan.
Jika ilmuwan mempunyai rasa tanggung jawab moral dan sosial yang formal, maka
konsekuensinya ilmuwan harus mempunyai sikap politik formal.
Pedoman Kerja Bagi Ilmuwan
Adapun pedoman kerja yang disepakati dan harus diikuti
para ilmuwan ialah :
1.Bekerjalah dengan jurur
2.Jangan sekali sekali
memanipulasi data
3.Selalulah bertindak tepat,
teliti dan cermat
4.Berlakulah adil terhadap
pendapat orang lain yang mncul terlebih dahulu
5.Jauhilah pandangan berbias
tehadap data dan pemikiran ilmuwan lain
6.Jangan berkompromi tetapi
usahakanlah menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan tuntas
7.Perlunya Etika dan Ketaatan
Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (Andi, 1999: 31)
Hal itu juga sejalan dengan asas moral menurut Yuyun
(1984: 93) , yaitu :
1.Kebenaran
2.Kejujuran
3.Tidak mempunyai kepentingan
langsung
4.Menyandarkan diri pada kekuatan
argumentasi dalam menilai kebenaran
Setiap kali seorang ilmuwan akan mengadakan penelitian,
ia harus harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini. Artinya ia
harus sadar bahwa ilmu pengetahuan yang dimilikinya hanya sebagian kecil saja
dari Al’ilmi –nya Allah SWT dan bahwa ia hanyalah pesuruh–Nya di muka bumi ini
(Al Baqarah: 30-34).
Hal-Hal yang Harus
Dilakukan Manusia
1.Mengadakan kerjasama ilmuwan
dan ahli teknologi berbagai negara dalam menerapkan pengetahuannya demi
kepentingan seluruh umat manusia.
2.Perlunya pembangunan yang
berorientasi masa depan dan wawasan lingkungan.
Di antaranya :
·Untuk mengantisipasi tingginya
angka natalitas penduduk dunia, perlunya pembatasan melalui program keluarga
berencana melalui program PBB.
·Menghindari pembangunan yang
berwawasan efek rumah kaca.
·Pembangunan dengan berorientasi
analisis dampak lingkungan (amdal)
·Peningkatan kesadaran hidup
sehat melalui program peningkatan mutu penduduk dan perbaikan gizi masyarakat
·Optimalisasi lahan produktif
melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian.
·Program reboisasi lahan gundul,
penghentian penggundulan dan pembakaran hutan.
Sumber : http://mustikasari01.blogspot.com/2010/01/ringkasan-filsafat-ilmu.html